Michael Jaffé, administrator kebangkrutan Wirecard, menuduh manajemen sebelumnya “mengosongkan perusahaan pada bulan-bulan sebelum kebangkrutan”.
Inilah yang dia laporkan “Süddeutsche Zeitung” mengacu pada surat dari pengelola kepailitan kepada karyawan.
Mantan CFO Jan Marsalek seharusnya mempersiapkan diri menghadapi apa yang bisa menjadi pelarian seumur hidup.
Pengungkapan skandal dan tuduhan seputar mantan grup DAX Wirecard terus berlanjut. Sekarang administrator kebangkrutan Michael Jaffé dengan jelas menuduh manajemen sebelumnya menyembunyikan uang sebelum kebangkrutan. Inilah yang dia laporkan “Süddeutsche Zeitung”. Akibatnya, perusahaan tersebut “dibersihkan beberapa bulan sebelum kebangkrutan,” tulis Jaffé dalam suratnya kepada karyawan Wirecard pada Jumat sore.
Meski pengelola kepailitan tidak menyebutkan nama apa pun, menurut “Süddeutscher Zeitung” jelas bagi karyawan yang dimaksud: mantan anggota dewan Jan Marsalek dan orang-orang di sekitarnya. Marsalek telah bersembunyi sejak penipuan keuangan di Wirecard diketahui. Dia dikatakan berada di Rusia. Kantor kejaksaan Munich sedang menyelidiki dugaan penipuan bernilai miliaran dolar terhadap mantan anggota dewan kelompok tersebut.
Dewan Wirecard saat itu bisa saja mengalihkan uang selama berbulan-bulan
Untuk kemungkinan melarikan diri seumur hidup dari pihak berwenang, pria Austria berusia 40 tahun ini membutuhkan banyak uang, yang bisa ia peroleh dari akhir 2019 hingga pertengahan 2020 dengan bantuan orang kepercayaan di Wirecard. Bagaimanapun, terdapat perbincangan di kalangan penyelidik, auditor dan pengacara mengenai aliran uang mencurigakan selama periode ini, kata mereka “Süddeutsche Zeitung”.
Surat kabar tersebut sebelumnya melaporkan bahwa anak perusahaan AS Wirecard North America dijual ke perusahaan induk Syncapay. Harga jualnya diyakini lebih dari 300 juta euro. Uang yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang “dikosongkan” untuk melunasi utangnya.
cm/dengan bahan dpa