Para ilmuwan di Charité dan Pusat Penyakit Neurodegeneratif Jerman telah menemukan antibodi yang efektif melawan virus corona dan mampu menciptakannya kembali secara artifisial.
Tiga diantaranya mencegah infeksi pada hamster atau meringankan gejala jika mereka sudah sakit.
Vaksinasi “aktif” lebih berkelanjutan dibandingkan dengan “vaksinasi pasif”, namun vaksinasi pasif langsung berhasil.
Para ilmuwan di Charité dan Pusat Penyakit Neurodegeneratif Jerman mengatakan mereka telah menemukan antibodi yang “sangat efektif” melawan virus corona. Itu kedua lembaga mengumumkan bersama.
Hasil penelitian tim peneliti yang dipimpin oleh Jakob Kreye telah diperiksa oleh para ahli dan kini dipublikasikan di jurnal spesialis ternama “Cell”. diterbitkan.
Para peneliti mengisolasi hampir 600 antibodi berbeda dari darah orang yang pernah selamat dari Covid-19. Di laboratorium, para peneliti kemudian mengurangi angka tersebut ke angka yang tampaknya sangat efektif melawan virus corona. Mereka kemudian berhasil menciptakan kembali antibodi tersebut secara artifisial menggunakan kultur sel.
Antibodi alami bekerja seperti ini: Mereka mengikat virus dan dengan cara ini mencegahnya memasuki sel-sel tubuh dan berkembang biak di sana. Para peneliti menguji pada hamster apakah antibodi buatan mereka memiliki efek yang diinginkan.
Antibodi dapat digunakan secara preventif atau selama sakit
“Jika antibodi diberikan setelah infeksi, hamster akan mengalami gejala penyakit yang paling ringan,” Jakob Kreye menegaskan. Jika mereka memberikan antibodi buatan sebelum hewan tersebut terpapar virus, mereka tidak akan sakit sama sekali.
Para ilmuwan menyebut prinsip pemberian antibodi ini sebagai imunisasi pasif preventif. Tim peneliti menganggap tiga antibodi yang diidentifikasi sejauh ini sangat menjanjikan untuk pengembangan klinis. Keuntungan besar dari metode ini: Antibodi dapat digunakan sebelum sakit dan ketika seseorang sudah menunjukkan gejala Covid-19.
Namun demikian, vaksinasi “aktif”, di mana tubuh tidak hanya menerima antibodi, namun harus memproduksinya sendiri, biasanya lebih berkelanjutan. Antibodi dari vaksinasi pasif dipecah di dalam tubuh seiring waktu. Efek dari vaksinasi pasif biasanya langsung terlihat, sedangkan dengan vaksinasi aktif, efeknya harus ditingkatkan terlebih dahulu. “Akan ideal jika ada kedua pilihan vaksinasi sehingga kita dapat merespons secara fleksibel tergantung situasinya,” telah dikatakan.