Menurut laporan media, Presiden AS Donald Trump ingin menarik diri dari perjanjian iklim Paris.
Pembicaraan saat ini sedang berlangsung mengenai bagaimana langkah ini harus dilakukan, “Axios” melaporkan pada hari Rabu, mengutip dua orang yang mengetahui langsung keputusan tersebut. Sekelompok kecil sedang menanganinya, termasuk kepala Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), Scott Pruitt.
Dia harus memutuskan apakah AS akan memulai penarikan penuh dari perjanjian iklim, yang dapat berlangsung selama tiga tahun. Alternatifnya, ada kemungkinan juga untuk menarik diri dari Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim, yang menjadi dasar Perjanjian Paris. Ini akan lebih cepat, namun akan menjadi pemotongan yang lebih ekstrem. Saluran televisi Fox News dan ABC News juga melaporkan niat Trump, mengutip orang dalam.
Pemerintah federal telah menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui keputusan Trump. Pemerintah federal sangat mendukung perjanjian tersebut, kata seorang juru bicara. “Mereka berharap Amerika Serikat akan tetap berkomitmen pada perjanjian ini.”
Sebaliknya, Presiden AS tidak menganggap perubahan iklim terbukti secara ilmiah dan sebelumnya mengancam akan menarik negaranya dari perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2016. Pada KTT G7 akhir pekan ini di Taormina, dia belum memutuskan masalah ini, namun mengumumkan keputusan untuk minggu ini.
Para peserta KTT kemudian mengakui dengan keterbukaan yang tidak biasa dalam pernyataan akhir mereka bahwa tidak mungkin mencapai konsensus mengenai isu-isu perubahan iklim. AS tidak memiliki komitmen yang sama dengan negara-negara G7 lainnya terhadap perjanjian iklim Paris. Namun, enam negara lainnya kembali menegaskan tekadnya untuk segera mengimplementasikan perjanjian tersebut.
Usai pertemuan, Kanselir Angela Merkel mengeluhkan pembicaraan yang “sangat tidak memuaskan” dengan pemerintah AS. “Perjanjian Paris ini bukan sembarang perjanjian, melainkan perjanjian sentral untuk membentuk globalisasi,” ujarnya memperingatkan.
Jika Trump mengakhiri perjanjian tersebut, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi nyata bagi perusahaan-perusahaan Amerika. Misalnya, Perancis telah mengusulkan denda bagi perusahaan-perusahaan dari negara-negara yang pemerintahannya ingin memperoleh keunggulan kompetitif karena kurangnya persyaratan perlindungan iklim.
Reuters