Livingpackets memproduksi paket daur ulang berteknologi tinggi. Dengan idenya, startup tersebut terpilih untuk penghargaan inovasi pada pameran teknologi Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas pada Januari 2020.
Paket hidup

  • Startup Jerman-Prancis Livingpackets ingin memperkenalkan paket yang dapat digunakan kembali di pasar Jerman pada tahun 2020.
  • Startup ini menargetkan pengecer online sebagai pelanggan potensial. Kami juga sedang berdiskusi dengan Deutsche Post.
  • Tantangannya: Bisnis pesanan lewat pos secara tradisional bukanlah ekonomi sirkular. Sebaliknya: pengecer dan pelanggan biasanya berusaha menghindari pengembalian sebisa mungkin.
  • Lebih lanjut tentang Business Insider.

Perusahaan-perusahaan Jerman telah menyatakan perang terhadap limbah plastik dan kemasan: mulai dari Rewe dan Edeka, yang baru-baru ini ingin mengemas sayuran dalam wadah yang dapat dimakan dan bukan kertas timah, hingga perusahaan perangkat lunak SAP, yang saat ini melarang penggunaan plastik di kantor dan acaranya, hingga produsen perlengkapan olahraga. Adidas dengan sepatu kets yang dapat didaur ulang.

Gelombang ini baru saja menjangkau bisnis pesanan lewat pos sejauh ini. Toko online besar seperti Amazon, Otto dan Zalando kebanyakan menggunakan kemasan karton sekali pakai. Rata-rata, setiap orang Jerman menerima sekitar 24 paket per tahun, seolah-olah dari satu paket Studi oleh perusahaan konsultan manajemen McKinsey muncul. Kebanyakan dari mereka kemudian akan berakhir menjadi sampah rumah tangga.

Startup Jerman-Prancis, Livingpackets, kini ingin mengubahnya dengan paket cerdas yang dapat digunakan kembali, yang menurut pernyataannya sendiri, dapat digunakan kembali hingga 1.000 kali.

Startup ingin mengganti 100 miliar kotak kardus sekali pakai

“Kami ingin menjadikan pengiriman lebih efisien dan berkelanjutan,” kata Fabian Kliem, salah satu dari lima pendiri dan kepala teknologi di Livingpackets, dalam sebuah wawancara dengan Business Insider. Sasaran sepuluh tahun startup ini adalah mengedarkan 1,5 miliar kotak dan mengganti 100 miliar kotak karton sekali pakai.

Fabian Kliem (tengah) adalah kepala teknologi di startup logistik Livingpackets, yang didirikan pada tahun 2016 dan sekarang mempekerjakan lebih dari 30 orang.

Fabian Kliem (tengah) adalah kepala teknologi di startup logistik Livingpackets, yang didirikan pada tahun 2016 dan sekarang mempekerjakan lebih dari 30 orang.
Paket hidup

Bukan hanya para pendiri Livingpackets yang mempunyai ide ini: Solusi serupa dari startup asal Finlandia, Repack, juga digunakan dalam tahap uji coba selama satu bulan di Zalando pada musim gugur tahun 2019, namun evaluasinya masih menunggu keputusan, menurut juru bicara retailer fesyen tersebut. . Perusahaan menengah Jerman Schoeller Allibert juga telah mengembangkan kemasan plastik yang dapat digunakan kembali untuk pengembalian dari jaringan toko kacamata Apollo.

Paket memiliki koneksi internet

Livingpackets ingin menonjol dari persaingan dengan beberapa fitur berteknologi tinggi. Paket hitam dan hijau yang terbuat dari polipropilena berbusa memiliki koneksi internet sehingga Anda dapat melacak paket melalui aplikasi. Sensor internal dan kamera memberikan informasi tambahan tentang kondisi isi paket, dan tampilan digital menunjukkan alamatnya.

Limbah kemasan tambahan seperti pita perekat dan bahan pengisi harus disingkirkan dengan menggunakan jaring yang direntangkan ke bagian bawah kemasan dan kunci yang dapat ditutup kembali.

Biaya: Dua hingga tiga euro per penggunaan ditambah ongkos kirim. Startup ini menyebut model bisnis di baliknya Packaging-as-a-Service. Paket-paket tersebut tidak dijual, melainkan disewakan dengan biaya tertentu.

Kliem terutama melihat pengecer online sebagai pelanggan potensial yang dapat memanfaatkannya untuk mengoptimalkan pengiriman mereka. Uji coba di toko online Prancis C-Discount menunjukkan bahwa proses pengemasan menjadi 30 persen lebih cepat karena langkah pengerjaan dengan pita perekat dan bahan pengisi tidak lagi diperlukan. Pelanggan juga dapat menggunakan argumen keberlanjutan. Ada juga pembicaraan dengan kantor pos di Jerman, Perancis dan Swiss tentang kemungkinan kemitraan.

Masalahnya: Pengiriman barang bukanlah ekonomi sirkular

Livingpackets berencana memasuki pasar Jerman pada pertengahan hingga akhir tahun 2020. Paket yang dapat digunakan kembali belum tersebar luas di wilayah tersebut, karena masih ada satu pertanyaan besar: Bagaimana cara paket tersebut sampai ke pemiliknya? Bisnis pesanan lewat pos secara tradisional bukanlah ekonomi sirkular. Sebaliknya: pengecer dan pelanggan biasanya berusaha menghindari pengembalian sebisa mungkin karena memakan waktu dan mahal serta transportasi juga berdampak pada keseimbangan CO2.

Agar model Livingpackets yang dapat digunakan kembali berfungsi, diperlukan jaringan titik pengembalian yang komprehensif. Menurut Kliem, kepala bagian teknologi, penerima harus membawa kotak kosong tersebut ke toko parsel, memberikannya kepada pengangkut parsel, atau mengembalikannya sendiri.

Menjalin kemitraan yang diperlukan kemungkinan besar akan menjadi tugas yang sangat besar. Jika rintangan ini dapat diatasi, startup masih harus membuktikan bahwa mereka benar-benar dapat membujuk konsumen akhir untuk melakukan perjalanan ke toko paket.

SDy Hari Ini