Berkat para pemberi diskon, perang untuk mendapatkan makanan murah di Jerman telah mencapai proporsi yang buruk. Harga jatuh semakin rendah. Dan pelanggan haus akan penawaran.
Harga sebuah nyawa sangatlah kecil. Misalnya, 600 gram ceker ayam harganya hanya 1,99 euro di Lidl. Di Aldi Anda bisa mendapatkan ayam utuh dengan harga kurang dari 2,89 euro. Jelas bahwa kami tidak dapat menuntut kualitas yang tinggi dengan harga ini. Namun anjloknya harga pangan selama beberapa dekade memiliki dampak yang lebih luas di Jerman.
Menurut laporan oleh “Jam Makanan” Setiap hewan ternak keempat di Jerman sakit. Namun kita memakan telurnya, meminum susunya, dan memakan dagingnya. Tak jarang produk dari hewan yang sakit dihadirkan sebagai makanan yang “sehat”.
Foodwatch merujuk pada hal ini berbagai penelitian. Hasilnya sungguh mengejutkan – “misSekitar satu dari sepuluh liter susu berasal dari sapi yang ambingnya meradang“, kata organisasi itu.
Namun peternakan ayam juga tidak terlihat lebih baik: “Berdasarkan statistik, setidaknya satu dari empat ayam sebelumnya adalah ayam jantan yang sakit. 4 dari 10 telur dihasilkan oleh ayam betina yang kakinya patah.“, lanjutnya. Sebagai pedoman umum bagi konsumen, Foodwatch mengatakan bahwa satu dari empat produk hewani berasal dari hewan yang sakit.
Sapi perah sering menderita kepincangan, kesuburan dan gangguan metabolisme serta radang ambing, Babi berjuang melawan penyakit sendi kronis dan perubahan organ. Ayam juga tidak mudah mengalaminya: penyakit persendian, kerusakan tulang dada, patah tulang, radang saluran tuba, infestasi cacing dan perubahan bantalan kaki adalah penyakit yang paling umum.
Besar kecilnya perusahaan tidak akan menjadi faktor penentu, melainkan faktor utama Kualitas manajemen operasional. “Siapapun yang melihat petani hanya sebagai pelaku kekerasan terhadap hewan adalah salah. “Pemilik hewan, seperti hewan itu sendiri dan konsumen yang disesatkan mengenai asal produk mereka, adalah korban dari sistem yang menciptakan insentif palsu,” menurut penilaian Foodwatch.
Pengecer khususnya bertanggung jawab atas persaingan yang bukan soal kualitas, tapi hanya soal harga. “Hal ini hanya akan merugikan hewan, peternak, dan pada akhirnya pelanggan,” katanya Matthias Wolfschmidt, dokter hewan dan manajer kampanye Foodwatch.
Toko diskon khususnya nampaknya menjadi akar masalah karena mereka menjaga harga tetap rendah. Untuk mengatasi masalah ini, peternak harus dibayar lebih baik dan konsumen harus bersedia membayar lebih.
Apakah konsumen dapat mengedukasi toko diskon dan supermarket untuk membayar harga yang wajar, atau apakah jaringan ritel belum mengedukasi konsumennya, sama seperti menanyakan mana yang lebih dulu – ayam atau telur.