Kualifikasi adalah moto ketika menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh fenomena seperti otomatisasi dan robotisasi di masing-masing sektor dunia kerja. Dampaknya adalah para akademisi khususnya mendapat manfaat dari fenomena ini. Hal ini tampak dari survei representatif yang dilakukan oleh Cologne Institute for the German Economy (IW).
Digitalisasi mendorong tren menuju kualifikasi yang lebih tinggi
Menurut IW, digitalisasi khususnya mendorong tren menuju kualifikasi yang lebih tinggi, yang telah diamati di pasar tenaga kerja selama bertahun-tahun. Masing-masing pakar tidak sepenuhnya sepakat mengenai sektor mana yang paling banyak diminati oleh otomasi dan robotisasi.
Dari perspektif perusahaan konsultan manajemen McKinsey, misalnya, seperti yang ditunjukkan dalam laporan di Wired, pergudangan dan transportasi, pertanian, ritel, dan manufaktur industri sangat terpengaruh oleh otomatisasi.
Pekerjaan manufaktur adalah yang paling terkena dampaknya
Industri hotel dan restoran juga menawarkan pilihan otomatisasi tingkat tinggi. Menurut konsultan manajemen, sekitar tiga perempat dari seluruh tugas yang dilakukan manusia saat ini dapat dialihkan ke mesin. Contohnya termasuk check-in ke hotel setelah memanggang, mengaduk, dan menguleni di dapur. Menurut Institute for Labour Market and Occupational Research (IAB), risiko tergantikannya komputer paling tinggi terdapat pada pekerjaan manufaktur.
Secara keseluruhan, IAB memperkirakan bahwa 490.000 pekerjaan akan hilang pada tahun 2025, terutama di industri, akibat digitalisasi. Pada saat yang sama, menurut institut tersebut, lapangan kerja baru akan diciptakan bagi para ahli TI dan guru. Berdasarkan perhitungan ini, hasil akhirnya adalah hanya 60.000 pekerjaan yang akan hilang.
McKinsey: Tidak ada ancaman otomatisasi penuh
Menurut penelitian terkini mengenai masalah ini, peneliti McKinsey tidak melihat adanya bahaya jika tugas-tugas individu diotomatisasi sepenuhnya. Para konsultan memperkirakan sangat rendah bidang-bidang di mana mesin dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) bisa menjadi begitu baik sehingga mereka dapat sepenuhnya mengambil alih pekerjaan. Hanya dua persen dari seluruh tugas yang dilakukan di kantor dan perusahaan Jerman yang dapat sepenuhnya diotomatisasi dalam waktu dekat. —
Teori dan pendekatan lain menyatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang masih dikenakan iuran asuransi sosial akan menjadi wiraswasta. Mereka adalah “pengembara digital” yang dapat bekerja dari mana saja di dunia dengan menggunakan laptop.
Pakar pasar tenaga kerja tidak melihat adanya tren menuju “digital nomads”.
Namun, pakar pasar tenaga kerja di Institut Ekonomi Jerman, Oliver Stettes, tidak melihatnya seperti itu. “Saya merasa sulit membuat prediksi yang tepat. Kamu harus Berhati-hati. Akan ada perubahan, bidang profesional baru seperti pengembang situs web telah muncul,” jelas Stettes kepada Business Insider. “Kekhawatirannya ada hubungannya dengan bidang profesional masing-masing. Saat ini tidak ada bukti empiris mengenai lapangan kerja negatif yang dikenakan iuran jaminan sosial akibat otomatisasi.”
Stettes juga tidak melihat secara keseluruhan perkembangan lapangan kerja yang negatif sebagai akibat dari proses otomatisasi yang disebutkan di atas. Tidak ada data empiris yang mendukung tesis ini. “Kami tidak melakukan survei apakah robot akan menggantikan manusia di industri dan bidang tertentu, karena menurut kami hal ini terlalu spekulatif dan tidak sesuai dengan kenyataan,” kata pakar pasar tenaga kerja tersebut.
Para peneliti mengkarakterisasi perusahaan berdasarkan tingkat digitalisasinya
Di lembaganya, para peneliti mengikuti empat pendekatan berbeda untuk mengkarakterisasi perusahaan berdasarkan tingkat digitalisasinya. Berdasarkan pertanyaan “Sejauh mana perhatian perusahaan terhadap topik digitalisasi?” Stettes dan karyawannya membandingkan perusahaan yang sudah jauh maju dalam hal digitalisasi dengan perusahaan yang masih tertinggal.
Menurut peneliti, seberapa penting subjek digitalisasi dalam sebuah perusahaan diukur dari pertanyaan apakah Internet sebagai platform teknologi penting bagi penjualan perusahaan. Yang menjadi ciri khasnya adalah apakah suatu perusahaan mengatur pembelian atau rekrutmen melalui suatu platform dan prosesnya bergantung padanya.
Dibandingkan dengan perusahaan yang ragu terhadap digitalisasi, Stettes dan rekan-rekannya mendapatkan wawasan tentang peluang, harapan, dan perkembangan terkini yang semuanya mempengaruhi digitalisasi.
Informasi, pengetahuan dan pelatihan lebih lanjut menjadi semakin penting
Pakar melihat tingkat otomatisasi yang sangat tinggi dalam tugas-tugas yang dapat distandarisasi dan diulang sehingga mudah diganti. Dia saat ini mengamati hal ini di tempat kerja industri. Secara umum, digitalisasi lebih dari sekadar industrialisasi di sektor asuransi dan ekonomi informasi; di bidang komunikasi dan sektor jasa.
Pembelajaran seumur hidup dan pelatihan lebih lanjut menjadi semakin penting. Inilah sebabnya mengapa sering kali terserah pada karyawan apakah mereka akan kehilangan pekerjaan atau mengikuti perkembangan zaman dan melanjutkan pendidikan.