Menyusul kesepakatan dengan Spanyol dan Yunani mengenai penerimaan kembali pengungsi tertentu, Kementerian Dalam Negeri kini juga telah mencapai kesepakatan serupa dengan Italia.
Perjanjian dengan Italia telah selesai, yang hilang hanyalah tanda tangan dirinya dan timpalannya dari Italia Matteo Salvini, kata Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer di Bundestag, Kamis. Untuk menghemat biaya perjalanan, surat-surat tersebut akan ditukar, yang bisa memakan waktu beberapa hari.
Kontrak tersebut merupakan bagian dari kompromi dalam koalisi besar yang awalnya mengakhiri perselisihan selama berminggu-minggu antara CDU dan CSU mengenai penolakan pengungsi langsung di perbatasan pada awal Juli. Hal ini melibatkan orang-orang yang dijemput di perbatasan Jerman-Austria dan telah mengajukan permohonan suaka di negara lain. Mereka harus ditolak dalam waktu 48 jam. Namun dalam praktiknya, perjanjian tersebut hanya berdampak pada segelintir orang saja.
Rata-rata ada 1,5 pengungsi per hari
Seehofer awalnya membayangkan penolakan sepihak di perbatasan. Namun hal ini mendapat perlawanan dari rektor Angela Merkel yang pada awalnya memerlukan perjanjian penerimaan kembali dengan negara tuan rumah.
Rencananya Italia akan menerima kembali pengungsi yang ingin masuk ke Jerman melalui Austria, namun sudah terdaftar di Italia dengan sidik jari dan telah mengajukan suaka di sana, lapor “Süddeutsche Zeitung”, yang memiliki surat kabar tersebut. Sebagai imbalannya, Jerman ingin mengambil alih dari Italia sejumlah pencari suaka yang datang ke Italia dengan kapal penyelamat. Perjanjian penerimaan kembali melibatkan rata-rata 1,5 pengungsi per hari. Poin-poin kontroversial seperti pertanyaan tentang bagaimana pencari suaka harus diangkut kembali ke Italia dan peran apa yang bisa dimainkan Austria dalam hal ini masih dibiarkan terbuka. Hal itu harus diatur dalam perjanjian lebih lanjut.
Jenis kerja sama ini sesuai dengan pendekatan Eropa
Dokumen tersebut merupakan kerangka perjanjian awal dan belum menjadi kontrak yang mengikat. “Kedua belah pihak akan bekerja sama untuk melindungi perbatasan luar, memerangi migrasi ilegal, mengendalikan arus migran maritim dan migrasi sekunder,” surat kabar tersebut mengutip perjanjian tersebut.
Juru bicara Komisi UE di Brussels menyambut baik kerja sama antar negara anggota dalam masalah migrasi berdasarkan tanggung jawab dan solidaritas. Jenis kerja sama ini sesuai dengan pendekatan Eropa. “Kami menyadari bahwa ada pembicaraan seperti itu antara Jerman, Spanyol, Portugal dan Italia.”