Grup Siemens memperkenalkan perubahan penting dalam manajemen. Selain keputusan pengelolaan divisi energi yang rencananya akan diumumkan pada tahun 2020, dewan pengawas menunjuk anggota dewan Roland Busch sebagai wakil CEO. Mulai 1 Oktober, ia akan menjadi wakil Joe Kaeser, manajer Siemens, yang kepergiannya sudah jelas. Dewan pengawas akan memutuskan pengganti Kaeser pada musim panas mendatang, grup DAX mengumumkan pada hari Rabu setelah pasar saham ditutup.
“Dengan menunjuk Roland Busch sebagai wakil ketua dewan, kami menekankan pentingnya digitalisasi industri perusahaan untuk generasi berikutnya,” kata Jim Hagemann Snabe, ketua dewan pengawas. Busch juga menjadi manajer sumber daya manusia grup pada tanggal 1 Desember dan juga akan bertanggung jawab atas penerapan strategi grup yang baru. Sebagai direktur tenaga kerja, ia menggantikan Janina Kugel yang kontraknya akan habis awal tahun depan.
Busch berusia 54 tahun dan menjabat sebagai dewan direksi Siemens sejak 2011. Di sana, antara lain, ia bertanggung jawab atas bisnis sehari-hari, teknologi, dan pengembangan perusahaan.
Sementara itu, Michael Sen yang berusia 50 tahun awalnya melakukan pemanasan sebagai salah satu kepala departemen energi bersama mantan bosnya, Lisa Davis. Manajer tersebut seharusnya melatih Sen di bidang yang rencananya akan dicatatkan grupnya di bursa saham pada bulan September 2020 pada rapat umum tahun 2020.
Davis rupanya tak mau memperpanjang kontraknya karena alasan pribadi. Penggantinya, Sen, saat ini bertanggung jawab atas anak perusahaan Siemens Healthineers dan Siemens Gamesa yang sudah terdaftar di dewan direksi Siemens.
Dengan penunjukan Sen, ketidakpastian mengenai siapa yang akan membawa divisi energi Gas & Power baru, yang didirikan pada 1 April, ke bursa saham telah berakhir. Berdasarkan informasi sebelumnya, Siemens ingin melepas mayoritas perusahaan barunya saat IPO, namun tetap menjadi pemegang saham jangkar. Porsinya pada awalnya harus sedikit kurang dari 50 persen dan tidak boleh termasuk dalam kelompok minoritas yang menghalangi dalam jangka panjang. Ini berarti Siemens melakukan divestasi bagian penting dari bisnis intinya sebelumnya.
Berdasarkan rencana sebelumnya, rapat umum luar biasa diperkirakan akan memutuskan spin-off dan pencatatan pasar saham selanjutnya pada Juni 2020. Gas dan Tenaga Listrik mencakup bisnis minyak dan gas Siemens, pembangkit listrik konvensional, transmisi listrik dan bisnis jasa terkait. Siemens juga ingin memasukkan 59 persen sahamnya di produsen turbin angin Siemens Gamesa ke dalam perusahaan baru tersebut.
Grup ini berencana untuk tidak lagi memasukkan Gas and Power dan Siemens Gamesa secara penuh ke dalam angka konsolidasinya. Dengan memisahkan divisi-divisi tersebut, Siemens ingin berkonsentrasi pada bisnis digital yang memiliki pertumbuhan lebih tinggi.