Sudah jelas sejak hari Senin: Hadiah Nobel Ekonomi tahun ini diberikan kepada ilmuwan Oliver Hart dan Bengt Holmström. Kedua ekonom ini membedakan diri mereka sebagai ahli teori kontrak. Kedengarannya kering, dan memang begitu. Meski demikian, karya Oliver Hart khususnya mengandung wawasan berharga bagi para pendiri startup yang inovatif dan padat modal.
Hart, yang mengajar di Universitas Harvard sejak 1993, terutama meneliti apa yang disebut kontrak tidak lengkap. Artinya, pihak-pihak yang membuat kontrak tidak pernah dapat benar-benar meramalkan seluruh skenario atau kondisi yang harus mereka jadikan syarat dan kesepakatan dalam kontrak.
Dalam karyanya, Hart melihat seperti apa kontrak “dasar” yang terbaik. Usulannya: Daripada menjelaskan semua kemungkinan yang mungkin terjadi (yang bagaimanapun juga tidak dapat dicapai), kontrak harus menentukan siapa yang berhak mengambil keputusan jika terjadi perselisihan antara pihak-pihak yang berkontrak.
Penerapan penting dari teorinya berkaitan dengan hubungan antara pemodal ventura dan pendiri startup. “Jika Anda seorang pengusaha dengan ide besar tetapi tidak punya uang, Anda mencari investor dan membuat kontrak,” jelas Hart. Lembaran Harvard. “Anda membagi arus kas, ekuitas, dan sebagainya. Tapi yang terpenting adalah pembagian hak kendali.”
Dalam publikasi seperti esai “Kontrak Keuangan” (diterbitkan dalam Journal of Economic Literature pada tahun 2001), Hart berpendapat bahwa kontrak dasar yang efektif antara pendiri dan investor harus terlihat seperti ini: Selama kinerja perusahaan memuaskan, pendiri berhak mengambil sebagian besar keputusan; Namun jika kinerja perusahaan buruk, hak pengambilan keputusan harus dialihkan kepada investor. Sebuah prinsip yang pasti diterapkan oleh para startup dan investor dalam kenyataan.
Namun Hart juga memperingatkan: Ada beberapa kasus di mana para pendiri lebih fokus pada berapa banyak uang yang akan mereka peroleh dari seorang investor dibandingkan pada berapa banyak hak kendali yang menjadi hak mereka. Ini kemudian akan ditransfer ke VC. Dalam kasus seperti itu, seorang pendiri bahkan mungkin akan dikeluarkan dari perusahaannya oleh investor. “Terkadang para pendiri menyesal karena terlalu serakah,” kata Hart. “Mereka kemudian menyadari bahwa mereka seharusnya lebih menekankan pada hak kontrol.”