shutterstock_294902954
stok foto

Pengeboman pada Perang Dunia II tidak hanya menimbulkan kehancuran di lapangan. Sebuah studi baru kini mampu menunjukkan pengaruh gelombang kejut terhadap atmosfer bumi. Hebatnya, ledakan tersebut berdampak bahkan hingga ratusan kilometer di atas permukaan bumi.

Untuk penelitian ini, para peneliti di University of Reading memeriksa rekaman dari Radio Research Center di Slough, Inggris, yang dibuat antara tahun 1943 dan 1945.

Ledakan bom berdampak pada lapisan luar atmosfer

Selama perang, Inggris mengirimkan gelombang radio dengan frekuensi pendek ke atmosfer bumi untuk mendokumentasikan kemungkinan perubahan atmosfer. Catatan-catatan ini berguna bagi para ilmuwan sebagai dasar penyelidikan mereka.

Perhatian khusus diberikan pada lapisan terluar atmosfer bumi, yang disebut ionosfer.

Dengan menggunakan catatan Inggris mengenai 152 serangan udara besar di benua Eropa, para peneliti mampu membuat penemuan yang mengejutkan. Ionosfer mengalami penurunan konsentrasi elektron dan ion yang signifikan karena gelombang tekanan yang berkelanjutan.

Dipercaya bahwa lapisan atas atmosfer memanas akibat ledakan tersebut, yang pada gilirannya menyebabkan hilangnya ionisasi.

Hasil menarik untuk geosains

Chris Scott, profesor fisika luar angkasa dan atmosfer, mengatakan: “Sungguh menakjubkan melihat bagaimana gelombang kejut yang disebabkan oleh ledakan buatan dapat mempengaruhi tepi atmosfer.” Setiap ledakannya sebanding dengan kekuatan 300 sambaran petir.

Hasilnya kini juga akan digunakan untuk meneliti bagaimana kekuatan alam seperti petir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi mempengaruhi lapisan atas atmosfer.

Profesor Patrick Major, sejarawan di University of Reading dan salah satu penulis penelitian tersebut, mengatakan: “Kekuatan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya telah terbukti berguna bagi para ilmuwan untuk menilai dengan lebih baik dampak peristiwa tersebut terhadap atmosfer bumi.”

Namun, untuk saat ini, para ilmuwan bergantung pada bantuan masyarakat karena bahan data yang dapat digunakan akan segera habis. Langkah selanjutnya adalah menentukan energi minimum yang diperlukan untuk menyebabkan reaksi yang dapat dideteksi di ionosfer.

Hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnal Annales Geophysicae diterbitkan oleh European Geosciences Union.

Pengeluaran HK