stok foto

  • Seluruh industri penerbangan berada di bawah tekanan yang sangat besar akibat dampak pandemi virus corona.
  • Tidak hanya maskapai penerbangan, namun juga banyak penyedia layanan yang terancam PHK secara besar-besaran; banyak perusahaan ground handling sudah berada di zona merah.
  • Seperti yang dipelajari secara eksklusif oleh Business Insider, penyedia layanan transportasi darat yang berbasis di Berlin, Wisag, akan memangkas hingga 800 dari 1,500 pekerjaannya.

Dampak pandemi corona sangat memukul seluruh industri penerbangan. Banyak maskapai penerbangan menghadapi kebangkrutan, Lufthansa harus mendapat dana talangan dari negara sebesar sembilan miliar, namun 22.000 pekerjaan penuh waktu masih dipertaruhkan. Dan Easyjet, sebagai maskapai penerbangan terbesar di Berlin, juga menginginkan setengahnya 1.500 pekerjaan dan armada Berlin akan diberhentikanakan ada 4.500 pekerjaan di seluruh dunia.

Sejumlah penyedia layanan dan kelompok profesional lainnya bergantung pada penjualan maskapai penerbangan: produsen pesawat terbang, staf darat, pasukan keamanan, teknisi. Anda kini terancam PHK besar-besaran di seluruh dunia.

Visag memangkas hingga 800 pekerjaan staf lapangan

Krisis ini tidak membuat Wisag, penyedia layanan darat swasta terbesar di Jerman, tidak terkena dampaknya. Seperti yang dipelajari oleh Business Insider dari kalangan korporat, hingga 800 dari 1.500 pekerjaan di bandara Tegel dan Schönefeld Berlin akan diberhentikan. PHK staf darat disebabkan dampak krisis Corona dan penutupan Bandara Tegel pada bulan Oktober. Serikat pekerja Verdi beberapa minggu yang lalu khawatir bahwa hingga 1.000 pekerjaan dapat diberhentikan di penyedia penanganan darat.

Juru bicara perusahaan Wisag membenarkan informasi tersebut: “Keruntuhan dramatis lalu lintas udara di Berlin dan penutupan Tegel memaksa kami untuk memangkas pekerjaan di semua perusahaan kami di Berlin. Kami tidak dapat memberikan angka pastinya saat ini, namun urutan besarannya kurang lebih tepat. Kami saat ini sedang mengadakan pembicaraan dengan pihak-pihak yang terlibat dan perwakilan serikat pekerja serta mendiskusikan langkah-langkah untuk mempertahankan sebanyak mungkin lapangan kerja di Berlin.”

Sebagai pengelola Lufthansa dan Easyjet di Berlin, WISAG terkena dampak langsung dari pengurangan yang dilakukan maskapai tersebut saat ini. Penyedia layanan darat ditugaskan dan dibayar langsung oleh maskapai penerbangan. Bahkan sebelum Corona, terjadi perang harga yang ekstrim antara pelanggan dan penerima, seperti yang diketahui oleh Business Insider. Terkait izin, masyarakat telah menegosiasikan jumlah sen selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, cadangan yang besar tidak mungkin dilakukan oleh penyedia layanan darat.

Angka merah bahkan sebelum pandemi

Inilah sebabnya mengapa banyak perusahaan penanganan sudah berada dalam kondisi merugi sebelum pandemi. Hal ini juga berlaku untuk Swissport, perusahaan penanganan darat terbesar di dunia, sebagaimana didokumentasikan dalam neraca tahun 2018 di Federal Gazette. Pendapatan global perusahaan turun 80 persen karena pandemi ini. Perusahaan ini bekerja untuk sekitar 850 perusahaan di industri penerbangan. Baru pada awal Juni Swissport mengumumkan akan membuat dua anak perusahaannya di Belgia bangkrut. Masa depan 1.400 karyawan Swissport Belgia masih belum pasti. Penyedia layanan bandara juga ingin berada di Inggris karena pandemi virus corona Pangkas separuh dari 8.500 pekerjanya.

Meskipun beberapa pesawat sekarang mungkin lepas landas lagi, butuh waktu lama sebelum volume penerbangan kembali ke level sebelum Corona. Pegawai di Tegel rata-rata melayani 150.000 penumpang per hari, namun saat ini hanya 1.000. Masih ada risiko gelombang kedua. Seperti diberitakan kantor pers Jerman pada awal Juli, maskapai penerbangan seperti Easyjet sedang bersiap agar lalu lintas udara tidak akan kembali ke level tahun sebelumnya hingga tahun 2023. Jika pesawat tetap berada di darat, hal ini tidak hanya berarti bencana bagi maskapai penerbangan.

Baca juga

Karena virus corona: Lufthansa menyusutkan armada dan menutup Germanwings

Data Sidney