Psikopat mungkin memiliki motivasi yang berbeda dalam menjalin hubungan dibandingkan orang lain. Mereka dikendalikan oleh perasaan berkuasa dan ego mereka, sehingga hubungan yang sehat dengan orang-orang seperti itu sangat kecil kemungkinannya.
Bukan hanya para lajang yang menggunakan Tinder
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah “Komputer dalam Perilaku Manusia” telah dipublikasikan, kata para ilmuwan di Universitas Erasmus Rotterdam kenapa orang yang sudah menjalin hubungan masih menggunakan aplikasi kencan seperti Tinder. Hasilnya jelas menunjukkan bagaimana perilaku psikopat.
Meski sedang menjalin hubungan, beberapa pengguna Tinder berkencan secara diam-diam
Sebuah survei terhadap hampir 1.500 pengguna Tinder menunjukkan bahwa orang yang menggunakan aplikasi tersebut meskipun sudah menjalin hubungan berkomitmen lebih cenderung menjadi psikopat. Lebih dari 300 peserta mengaku menggunakan Tinder meski sudah memiliki pasangan tetap. Setengah dari mereka mengungkapkan bahwa mereka bahkan diam-diam mengatur pertemuan dengan pengguna Tinder lainnya. Namun, mereka tidak akan mencari pasangan tetap baru, hanya penasaran.
Baca juga: 7 Aplikasi Kencan Ini Bisa Melakukan Lebih Dari Tinder! (melalui Stylebook.de)
Pengguna yang ditugaskan berharap kepercayaan diri mereka akan meningkat
Seperti yang diketahui para ilmuwan, pengguna Tinder yang sudah menikah berbeda dengan pengguna Tinder yang lajang dalam hal kepribadian saja. “Pengguna Tinder yang sudah pernah dipakai seringkali merasa kurang menyenangkan dan kurang memiliki rasa tanggung jawab. Sebaliknya, mereka menunjukkan lebih banyak sifat neurotik dan psikopat dibandingkan dengan orang lain yang menjalin hubungan tetapi tidak menggunakan aplikasi kencan,” kata Elisabeth Timmermans, penulis utama studi tersebut, kepada jurnal tersebut.Psypos” dan menambahkan: “Pengguna Tinder yang menderita dengan kecenderungan psikopati menggunakan platform ini untuk menipu dan oleh karena itu sering kali melakukan one-night stand dalam jumlah besar. Seperti yang dikatakan Timmermans, perilaku ini mengarah pada peningkatan kepercayaan diri.
“Hasilnya membuat saya bertanya-tanya apakah aplikasi kencan bisa menjadi ancaman bagi hubungan. Tentu saja, penelitian kami tidak cukup untuk mencapai kesimpulan ini, meskipun saya menduga bahwa beberapa orang dengan ciri kepribadian tertentu lebih cenderung untuk terus menggunakan aplikasi kencan meskipun mereka sedang menjalin hubungan.”
Teks ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Jessica Dawid