Julian Assange, pendiri WikiLeaks, dalam sebuah wawancara dengan “Berita Rubah”bahwa email yang diretas dari Komite Nasional Demokrat (DNC) dan ketua kampanye Hillary Clinton tidak berasal dari sumber Rusia.
Pembawa acara Fox News, Sean Hannity, bertanya kepada Assange apakah dia bisa “1.000 persen” meyakinkan rakyat Amerika bahwa informasi peretasan yang dirilis WikiLeaks tidak berasal dari Rusia.
“Ya. Kami dapat mengatakan, kami telah berulang kali mengatakan selama dua bulan terakhir bahwa sumber kami bukanlah pemerintah Rusia dan bukan negara pihak,” kata Assange.
Kredibilitas Assange dipertanyakan dalam situasi ini. Mantan Duta Besar PBB John Bolton mengatakan kepada Fox News pada hari Selasa bahwa dia tidak akan mempercayai Assange.
Assange juga menuduh pemerintahan Obama berusaha menyabotase kepemimpinan Donald Trump yang akan datang.
“Mereka berusaha menghentikan pemerintahan Trump ketika mereka memasuki Gedung Putih,” kata Assange. “Mereka mencoba mengatakan bahwa Presiden terpilih Trump bukanlah presiden yang sah.”
Pemerintahan Obama mengutuk keras peretasan tersebut dan meningkatkan sanksi terhadap Rusia.
Badan-badan intelijen AS menyalahkan Rusia atas bocornya email dari DNC dan John Podesta, kepala eksekutif kampanye Clinton pada minggu-minggu dan bulan-bulan menjelang pemilu. Para pejabat AS mengatakan Rusia berusaha mempengaruhi pemilu tersebut demi kepentingan Trump.
“Apakah (WikiLeaks) mengubah hasil pemilu? Siapa tahu, mustahil untuk mengatakannya,” kata Assange kepada Fox. “Tetapi jika ya, maka itu berarti pernyataan sebenarnya dari Hillary Clinton dan manajer kampanyenya John Podesta serta pemimpin DNC Debbie Wasserman Schultz mengubah pemilu.”
Email menunjukkan bahwa para pejabat DNC tampaknya lebih memilih Hillary Clinton daripada lawan utamanya, Bernie Sanders. Email Podesta mencakup kutipan pidato kontroversial Clinton kepada Goldman Sachs dan juga menunjukkan pejabat kampanye berbicara terus terang tentang pemilu tersebut.
Trump menolak menyalahkan Rusia atas peretasan tersebut, dan mengatakan pekan lalu bahwa ia memiliki informasi mengenai siapa yang bertanggung jawab namun pihak lain tidak.
“Saya juga mengetahui hal-hal yang tidak diketahui orang lain sehingga mereka tidak dapat memastikan situasinya,” ujarnya kepada wartawan.
Ketika ditanya apa sebenarnya yang dia ketahui namun tidak diketahui orang lain, Trump menjawab: “Mereka akan mengetahuinya pada hari Selasa atau Rabu.”
Tidak jelas apakah Trump merujuk pada wawancara dengan Assange atau tidak.
(Diterjemahkan oleh Stefanie Kemmner)