Fragmen Komet Meteorit
Carles Moyano -Cambero/Institut Ilmu Luar Angkasa, Barcelona

Meteorit memiliki komposisi individual. Oleh karena itu, ketika mereka mempelajari komponen-komponennya, sering kali muncul penemuan-penemuan menarik yang menunjukkan asal muasal meteorit tersebut sebagai bekas bagian dari benda yang lebih besar, seperti asteroid.

Namun, apa yang ditemukan peneliti saat meneliti meteorit “LaPaz Icefield 02342” adalah sebuah sensasi: pecahan komet ditemukan dalam benda padat. Di “Astronomi Alam” Temuan yang dipublikasikan mungkin bisa memberikan petunjuk tentang pembentukan dan evolusi tata surya kita.

Asteroid dan komet bisa saja bertemu suatu saat nanti

Para peneliti mampu mengidentifikasi pecahan komet kecil di meteorit yang ditemukan di Antartika pada tahun 2002. “Seperti serangga di dalam damar,” balok-balok penyusunnya tersembunyi di dalam meteorit, kata salah satu dari mereka jumpa pers dari Carnegie Institute, yang memimpin penelitian. Saat ini, asteroid dan komet berjarak miliaran kilometer sehingga tidak dapat bertemu. Namun temuan tersebut menunjukkan bahwa pada awal tata surya kita, pertemuan benda-benda langit mungkin terjadi.

Baik asteroid maupun komet terbentuk dari piringan gas dan debu yang pernah mengorbit matahari muda kita. Meskipun asteroid mengorbit Matahari dalam orbit Jupiter, komet berada di hamparan es yang jauh lebih besar di luar planet Neptunus. Oleh karena itu, komposisi kimianya juga berbeda. Komet memiliki proporsi air es yang lebih tinggi dan lebih banyak karbon. Asteroid hanya terbuat dari batu karena panas yang mempengaruhinya.

Penemuan pecahan komet yang tidak terduga

Dengan mengkaji kimia dan mineralogi meteorit, dapat ditarik kesimpulan tentang pembentukannya dan proses kimia yang mempengaruhinya pada awal tata surya. Di meteorit Ladang Es LaPaz 02342 itu disebut kondrit berkarbon. Ini adalah bongkahan batu yang dulunya milik asteroid dari tata surya bagian dalam. Meteoritnya juga demikian primitif. Artinya strukturnya tidak banyak berubah sejak dibentuk.

Penemuan pecahan komet yang hanya berukuran sekitar 100 mikrometer dan sebagian besar terdiri dari karbon ini merupakan kejutan bagi para peneliti. Namun penemuan tak terduga ini mengandung banyak informasi berharga: ini berfungsi sebagai semacam kapsul waktu awal tata surya. Proses kimia yang berlangsung selama ini dapat dilacak dengan bantuan serpihan.

Peneliti: “Itu adalah salah satu momen menarik yang Anda jalani sebagai ilmuwan”

“Ketika saya melihat gambar elektron pertama dari material kaya karbon, saya tahu kami sedang mengamati sesuatu yang sangat langka. “Itu adalah salah satu momen menarik yang Anda jalani sebagai ilmuwan,” kata ahli astrokimia Jemma Davidson jumpa pers dikutip dari Arizona State University. Para peneliti menduga benda asing pada meteorit tersebut adalah butiran asal komet pernah terbentuk. Butiran tersebut kemungkinan melayang ke bagian dalam tata surya karena gesekan pada piringan gas dan debu dan menghantam asteroid di sana, yang kemudian meteorit tersebut terlepas.

Togel SDY