Ledakan Besar NASA
NASA

Asal usul alam semesta kita adalah salah satu misteri terbesar dalam sejarah manusia. Big Bang dianggap sebagai penjelasan paling menonjol mengenai asal mula segala sesuatu – konon terjadi 13,7 miliar tahun yang lalu.

Menurut teori ini, yang juga disebut “inflasi kosmologis”, alam semesta mengembang hingga mencapai proporsi astronomis dalam waktu sepersekian detik. Pada awal pemuaian, materi dikatakan telah mencapai kecepatan cahaya.

Sinyal baru mungkin memberikan informasi tentang Big Bang

Selain teori inflasi tentang Big Bang, ada banyak asumsi lain tentang awal alam semesta. Perselisihan abadi telah muncul antara pendukung teori inflasi dan pendukung teori alternatif – sulit untuk memberikan bukti atas salah satu tesis ini.

Satu penelitian yang baru-baru ini diterbitkan Para ilmuwan di Universitas Harvard yang dipimpin oleh Profesor Abraham Loeb kini membuat terobosan baru – dengan model baru mereka ingin menemukan cara untuk menyangkal teori-teori alternatif.

“Sebagian besar teori asal usul mengasumsikan adanya ruang berenergi tinggi di alam semesta purba,” kata Loeb, seraya menambahkan bahwa penelitian Harvard juga mengambil pendekatan ini.

Secara khusus, medan energi masif di alam semesta purba diasumsikan tunduk pada fluktuasi kuantum dan gangguan kepadatan. Gangguan ini terjadi pada bagian spasial tertutup dan mengalami osilasi (getaran) yang konstan. Loeb mengatakan proses ini adalah sumber dari semua variasi kepadatan yang dapat dilihat secara astronomis saat ini.

Dan tidak hanya itu – getaran tersebut dikatakan telah meninggalkan pola radiasi gelombang mikro yang ada di mana-mana di ruang angkasa. Dengan menggunakan pola-pola ini, para kosmolog mungkin dapat menentukan apakah variasi kepadatan terjadi selama fase kontraksi atau ekspansi alam semesta awal—yang akan menyangkal beberapa teori alternatif yang terkenal (seperti hipotesis bouncing besar).

Kapan terobosan itu akan terjadi?

Leob dan rekan-rekannya menemukan sinyal yang berpotensi diukur dengan instrumen masa kini dan dapat memberikan informasi tentang alam semesta purba. “Sinyal getaran baru berada dalam spektrum gangguan kepadatan primordial,” kata Leob – ini berarti, misalnya, sinyal tersebut dapat diamati menggunakan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik (CMB) yang muncul tak lama setelah Big Bang.

Apakah penemuan ilmuwan Harvard ini hanyalah salah satu bagian dari teka-teki misteri besar awal mula alam semesta masih harus dilihat. Namun, jika kita berhasil menyangkal satu teori alternatif pun, hal ini akan menjadi tonggak sejarah kosmologis.

Togel HK