Layanan pengiriman drone komersial dan reguler pertama telah mulai beroperasi — di Rwanda, Afrika Tengah. Namun, yang dimaksud bukanlah sup kalengan atau suku cadang peralatan rumah tangga yang dikirim melalui udara, melainkan barang-barang penting untuk kelangsungan hidup: persediaan darah, plasma darah, dan obat-obatan penting.
Benda terbang ini bisa menjadi keuntungan bagi sistem kesehatan di negara bagian tersebut — Pasalnya, pengangkutan barang-barang medis selama ini terhambat karena jalan yang rusak. Jika hujan deras, beberapa jalur terhalang berhari-hari.
Drone terlihat seperti persilangan antara pesawat terbang dan helikopter, dengan sayap menyapu di samping dan rotor di belakang. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi waktu tunggu pasien dan dokter secara drastis. Jangkauan mereka dinyatakan 150 kilometer. Dari pangkalan awal di dekat ibu kota Kigali, cukup untuk menjangkau mana saja di Rwanda. Dokter dapat meminta pengiriman melalui SMS.
Darah mendarat dengan parasut
Startup Amerika Zipline, yang didirikan oleh mantan karyawan berbagai perusahaan Internet, berada di balik proyek ini. Kementerian Kesehatan Rwanda akan menanggung biayanya — dibayar per penerbangan. Teknologi ini sangat berbeda dari model pengiriman seperti yang diuji Amazon sebagai “Prime Air”: Drone diangkat ke udara melalui semacam tanjakan dan menjatuhkan muatan penting dengan parasut alih-alih mendarat. Hal ini untuk mencegah penerima melukai dirinya sendiri karena rotor yang berputar cepat.
Pendekatan ini terdengar menjanjikan. Pertanyaannya adalah: Bisakah nyawa diselamatkan dengan transportasi kilat di negara maju seperti Jerman dengan menggunakan model Rwanda? Bagaimanapun, drone sudah digunakan sebagai bagian dari proyek percontohan.
Tapi kemungkinannya rendah. Di satu sisi, drone saat ini melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam — Di negara dengan infrastruktur yang maju, hal ini mungkin hanya memberikan sedikit keuntungan dalam hal waktu. Di sisi lain, apa yang dikatakan oleh kepala layanan parsel UPS, David Abney, mengenai masalah ini juga berlaku: “Di tempat-tempat seperti Rwanda, di mana 70 persen jalan bisa terendam banjir, drone sangat membantu, tapi kami tidak akan melihat 10.000 drone terbang di atas Atlanta” — kantor pusat UPS. Lagi pula, di negara-negara maju seringkali hanya ada koridor sempit antara gedung-gedung tinggi dan pesawat terbang — Lalu lintas pengiriman tidak akan mudah.
Namun di Afrika, perangkat zipline adalah harapan penting untuk memasok wilayah terpencil — Banyak pasien mungkin berhutang nyawa pada teknologi ini.