- Dalam laporan majalah bisnis “Forbes” Seperlima Generasi Z, yaitu mereka yang berusia antara 15 dan 25 tahun, dikatakan mengucapkan selamat tinggal pada profil media sosial mereka.
- 58 persen dari mereka yang disurvei tidak mempercayai perusahaan teknologi dan 37 persen percaya bahwa media sosial mempunyai pengaruh negatif terhadap wacana politik.
- “GenZ” juga peduli dengan kesehatan mentalnya sendiri.
Bagi banyak orang, ponsel pintar dan media sosial adalah lambang Generasi Z. Namun kini hal tersebut menjelaskan satu hal Laporan majalah bisnis “Forbes”bahwa seperlima dari Generasi Z, yaitu orang-orang berusia antara 15 dan 25 tahun, mengurangi profil mereka sendiri di media sosial.
Dibutuhkan “Indeks Masyarakat Digital”, laporan dari Jaringan Dentsu Aegis. GenZ dilaporkan diketahui telah mengurangi aktivitas media sosial mereka. 32.000 orang di seluruh dunia disurvei untuk penelitian ini, yang dilakukan selama pandemi virus corona.
Hal ini menunjukkan bahwa masa lockdown global, yang memaksa banyak orang untuk semakin beralih ke dunia digital, ternyata tidak memberikan dampak yang diharapkan terhadap generasi muda. Banyak pengguna muda yang semakin yakin bahwa offline adalah solusi yang tepat. Sebanyak 17 persen responden Generasi Z telah meninggalkan profil di jejaring sosial dalam dua belas bulan terakhir.
31 persen responden setidaknya membatasi waktu online mereka dan 43 persen telah mengambil tindakan untuk mengurangi jumlah data yang dibagikan. Misalnya, mereka mematikan layanan lokasi.
Hasil lain dari laporan ini: 58 persen dari mereka yang disurvei tidak mempercayai perusahaan teknologi mengenai penggunaan data mereka. Sebanyak 37 persen meyakini media sosial juga memberikan pengaruh negatif terhadap wacana politik. Peserta juga prihatin dengan kesehatan mental.