Slovakia ingin membuat sejarah. Kereta Hyperloop pertama diharapkan dapat menghubungkan ibu kota Bratislava dengan Eropa dalam beberapa tahun.
Dalam delapan menit ke Wina, hanya dalam sepuluh menit ke Budapest. Bagi penduduk ibu kota Slovakia, Bratislava, waktu perjalanan ke negara-negara tetangga mungkin akan segera dipersingkat. Menteri Perekonomian negara tersebut mencapai kesepakatan dengan perusahaan Amerika Hyperloop. Kontrak ini akan menjadi dasar bagi Hyperloop untuk membangun satu atau lebih rute di Slovakia.
Perusahaan yang juga memiliki saham pendiri Tesla, Elon Musk, saat ini sedang mengembangkan kereta berkecepatan tinggi. Penumpang diharapkan melakukan perjalanan dengan kecepatan hampir 1.200 kilometer per jam dalam tabung vakum dan dengan cepat mencapai tujuan mereka. Tujuan Hyperloop adalah membangun koneksi jarak jauh antar kota-kota besar. Berdasarkan siaran pers bersama kementerian dan Hyperloop, Menteri Perekonomian Slovakia mengatakan fokus utamanya adalah meningkatkan perdagangan lintas batas dengan Hyperloop. “Perluasan Hyperloop akan menciptakan pusat inovasi baru di Slovakia,” kata Menteri Perekonomian Vazil Hudak.
Dirk Ahlborn, CEO Hyperloop Transportation Technologies, menyebutkan perusahaannya sudah memasuki tahap ekspansi. “Dengan masuknya proyek ini Lembah Quaykontrak dengan Slovakia dan perkembangan lebih lanjut di kawasan lain, hyperloop telah menjadi gerakan global.”
Kesepakatan antara Slovakia dan Hyperloop hanyalah sebuah langkah awal. Sejauh ini telah disepakati untuk membangun rute dalam negeri, namun rute lain, seperti ke Wina atau Budapest, sudah dipertimbangkan. Belum diketahui kapan kereta Hyperloop pertama akan beroperasi di Slovakia. Perusahaan tersebut saat ini sedang menyiapkan jalur uji pertama di Nevada dan berencana menggunakan hyperloop pertama di AS pada tahun 2019. Sebuah rute di Slovakia mungkin akan segera dibuka setelahnya.
Slovakia terletak di pusat Eropa, dekat dengan Austria dan Hongaria. Ada hubungan ekonomi yang erat dengan kedua negara tetangga. Negara industri maju ini memiliki perekonomian yang kuat dan bergantung pada perdagangan luar negeri. Menurut informasi Kementerian Luar Negeri, total volume ekspor pada tahun 2014 mencapai 64,78 miliar euro, sedangkan impor hampir 60 miliar euro. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen berasal dari negara-negara UE. Pertumbuhan ekonomi saat ini berkisar 2,4 persen.