depresi, kecemasan, kesehatan mental
stok foto

Berkat internet dan media sosial di ponsel, tablet, atau komputer, generasi muda saat ini memiliki lebih banyak pilihan dibandingkan generasi sebelumnya. Namun kebebasan baru ini juga membawa risiko baru. Dem Radar Pencegahan 2018 dari perusahaan asuransi kesehatan DAK Oleh karena itu, meningkatnya waktu menatap layar di kalangan anak-anak dan remaja menyebabkan kurang tidur, terutama di kalangan siswa yang lebih tua. Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan mereka, menurut laporan tersebut.

Sebagai bagian dari studi yang dilakukan DAK dan Institut Penelitian Terapi dan Kesehatan (IFT-Nord) di Kiel, sekitar 9.300 siswa kelas lima hingga sepuluh dari enam negara bagian disurvei. Kuesioner mencakup topik-topik seperti kebiasaan makan, aktivitas fisik, kesejahteraan psikologis dan fisik, serta penggunaan narkoba.

Kurang tidur meningkatkan perasaan stres

Yang terpenting, survei menunjukkan bahwa banyak siswa menderita kurang tidur. Terlalu sedikit tidur meningkatkan perasaan stres subjektif, yang juga memanifestasikan dirinya secara fisik dalam bentuk sakit kepala, sakit punggung, atau sakit perut. Menurut laporan tersebut, tidur yang cukup tidak hanya penting untuk kesejahteraan psikologis dan fisik, namun juga terkait dengan pembelajaran dan kinerja anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, tidur merupakan faktor penting untuk gaya hidup sehat dan sukses. Radar Pencegahan menunjukkan bahwa kurang tidur berhubungan dengan peningkatan waktu menatap layar secara signifikan di kalangan pelajar.

Ponsel, permainan komputer, dan televisi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari banyak anak dan remaja. 19 persen dari seluruh siswa menghabiskan lebih dari empat jam sehari di depan layar. Rasio siswa kelas sembilan dan sepuluh sangat tinggi, yaitu 28 persen. Hal ini menegaskan ekspektasi para peneliti bahwa waktu menatap layar meningkat seiring bertambahnya usia. Studi menunjukkan anak laki-laki menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar dibandingkan anak perempuan (masing-masing 21 persen dan 18 persen). Perbedaan antara siswa dari berbagai jenis sekolah juga sama besarnya: siswa sekolah menengah atas cenderung menghabiskan empat jam atau lebih di depan layar dibandingkan siswa dari jenis sekolah lain (masing-masing sebesar 14 persen dan 23 persen).

Terutama anak muda yang kurang tidur

Siswa yang menghabiskan lebih dari empat jam di depan layar memiliki waktu tidur yang jauh lebih sedikit (7,3 jam) dibandingkan siswa yang menghabiskan kurang dari satu jam di depan layar (8,9 jam). Perbedaan ini ditemukan di semua kelas dan pada tingkat yang sama.

Ternyata siswa kelas atas khususnya kurang tidur. Meski kebutuhan tidur setiap anak berbeda-beda, namun nilai yang dianjurkan adalah sembilan hingga sebelas jam tidur untuk anak sekolah (6 hingga 13 tahun) dan sekitar delapan hingga sepuluh jam sehari untuk remaja (14 hingga 17 tahun). Dengan rata-rata 9,4 jam, durasi tidur siswa kelas V berada dalam kisaran yang disarankan. Namun siswa kelas 10 yang mengalami peningkatan waktu menatap layar tidak mendapatkan cukup tidur, yaitu 7,3 jam sehari, menurut laporan tersebut.

Baca juga: Sejak tahun 1995, terdapat tren pola asuh yang mengubah anak menjadi orang dewasa yang tidak kompeten

Reiner Hanewinkel, kepala Institut Penelitian Terapi dan Kesehatan (IFT-Nord), menyerukan program untuk lebih sadar menggunakan media digital berdasarkan hasil penelitian. Para pelajar, tuntutnya, harus mengisi baterainya sendiri, bukan baterai ponselnya.

Angka Sdy