Pada awal krisis Corona, obat malaria klorokuin atau hydroxychloroquine dianggap mungkin bisa menyembuhkan penyakit Covid-19. Para peneliti sekarang percaya bahwa hal itu bahkan meningkatkan angka kematian.
Sebuah perusahaan farmasi menyumbangkan delapan juta tablet kepada pemerintah federal, yang kini dikembalikan ke produsen, seperti yang diumumkan Kementerian Kesehatan atas permintaan Business Insider.
Prancis kini melarang dokter merawat pasien Covid-19 dengan hidroksiklorokuin. Organisasi Kesehatan Dunia juga telah menghentikan semua pengujian obat tersebut.
Kementerian Kesehatan Federal telah mengembalikan tablet obat klorokuin yang disumbangkan ke sebuah perusahaan farmasi. Ketika ditanya oleh Business Insider, kementerian mengatakan: “Berdasarkan temuan saat ini, beberapa obat yang tersedia telah dikembalikan ke produsen. Ini kemudian tersedia lagi untuk mengobati diagnosis lain.”
Perusahaan farmasi tersebut memasok delapan juta tablet obat tersebut kepada pemerintah federal pada pertengahan April karena klorokuin dan obat yang terkait erat dengan hidroksiklorokuin masih dianggap sebagai obat yang menjanjikan melawan Covid-19 pada awal krisis. Namun, obat tersebut kini dipandang secara berbeda.
Presiden AS Trump juga mengandalkan obat tersebut
Klorokuin dikembangkan lebih dari 80 tahun yang lalu dan telah digunakan sebagai pencegahan terhadap malaria sejak saat itu. Namun, penelitian ilmiah kini menunjukkan bahwa obat tersebut dapat meningkatkan angka kematian dan menyebabkan aritmia jantung bila digunakan pada pasien Covid-19.
Kementerian Kesehatan telah mengumumkan bahwa mereka memantau secara dekat perkembangan dan penilaian risiko penggunaan obat-obatan yang mengandung klorokuin dan hidroksiklorokuin pada penderita Covid-19 dan menjalin kontak erat dengan otoritas federal yang lebih tinggi yang bertanggung jawab.
Institut Federal untuk Obat-obatan dan Alat Kesehatan (BfArM) kini memperingatkan adanya “risiko efek samping yang serius bila digunakan untuk mengobati Covid-19”. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini telah menghentikan semua tes dengan obat tersebut.
Presiden AS Donald Trump juga mengandalkan hydroxychloroquine dan menganggapnya sebagai tindakan pencegahan, meskipun otoritas AS yang bertanggung jawab telah menyarankan untuk tidak menggunakan obat tersebut. Pada hari Rabu, diumumkan bahwa di Prancis kini dilarang mengobati penderita Covid-19 dengan hidroksiklorokuin.