Dalam laporan barunya, Goldman Sachs memberikan penilaiannya mengenai kelanjutan perang dagang antara AS dan Tiongkok. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan berlangsung bulan ini.
Negosiasi pada tahap akhir
Pertemuan tersebut kemungkinan akan berlangsung di tempat peristirahatan Trump, Klub Golf Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida. lapor saluran berita Amerika CNBC.
“Kami yakin akan tercapai perjanjian perdagangan yang masih mencakup beberapa sanksi AS. Sanksi tersebut kemudian secara bertahap dicabut melalui kepatuhan terhadap persyaratan yang disepakati dalam kontrak. Namun demikian, kami memperkirakan beberapa sanksi AS akan tetap berlaku hingga tahun 2020,” kata laporan bank investasi tersebut.
Dalam beberapa minggu terakhir, perwakilan pemerintah dari kedua belah pihak telah berulang kali bertemu dan mengumumkan kemajuan. Menurut informasi dari CNBC negosiasi berada pada tahap akhir.
Perekonomian Tiongkok akan sangat menderita akibat sanksi lebih lanjut
Baru-baru ini, Presiden AS Trump menangguhkan sanksi yang direncanakan terhadap Tiongkok setelah mengumumkan “kemajuan signifikan” dalam pembicaraan dengan Beijing. Sanksi yang direncanakan harus mengenakan tarif sebesar 25 persen, bukan sepuluh persen, pada barang-barang Tiongkok senilai 200 miliar dolar AS. Akibatnya, produk domestik bruto Tiongkok akan turun 0,3 persen lagi, perkiraan Goldman.
Perselisihan dagang meletus karena subsidi Tiongkok dan diduga memaksa transfer teknologi dari perusahaan Amerika ke mitra Tiongkok. Tahun lalu, dua perekonomian terbesar di dunia melakukan perdagangan yang setara, dengan kenaikan tarif demi kenaikan tarif.
Tiga fase untuk menyelesaikan konflik
Goldman Sachs memikirkan tiga tahap menuju kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok. Pertama, pertemuan lebih lanjut antara pejabat pemerintah akan diadakan untuk menyelesaikan perbedaan. Pada tahap kedua, setiap perselisihan akhir akan diselesaikan sendiri oleh presiden pada pertemuan akhir bulan Maret. Goldman Sachs memberi peluang keberhasilan pada pertemuan kedua kepala negara sebesar 75 persen.
“Kami memperkirakan perjanjian tersebut tidak akan bersifat spesifik di banyak bidang dan rincian teknisnya akan diselesaikan setelah pertemuan presiden,” kata laporan itu. Fase terakhir adalah implementasi perjanjian, yang mungkin akan sulit dilakukan mengingat adanya sanksi. Goldman Sachs yakin AS dapat memperbarui sanksi jika mereka yakin Tiongkok tidak mematuhi kesepakatan tersebut.
Selain itu, beberapa sanksi AS kemungkinan akan tetap berlaku di masa mendatang. “Kami percaya bahwa AS hanya akan mengurangi sanksi jika Tiongkok menerapkan poin-poin yang disepakati dalam perjanjian tersebut. Namun, kami memperkirakan Tiongkok akan menuntut pencabutan sanksi segera,” kata Goldman Sachs.