Jadi beginilah seharusnya, drone bersenjata lengkap pertama produksi Rusia dengan nama terprogram “Okhotnik”, “pemburu” dalam bahasa Jerman. Setidaknya gambar pertama drone di landasan yang tertutup salju pertama kali tersebar di kalangan para ahli Rusia, lalu juga di media barat.
https://instagram.com/p/BtAwIIcnYoh/
Rusia telah lama dikabarkan akan membangun drone tempur tak berawak yang pada akhirnya akan mampu bersaing Model militer Amerika bisa menampung. Sekarang segalanya bisa terjadi dengan cepat. Menurut laporan media, drone tersebut dijadwalkan untuk menyelesaikan uji terbang pertamanya tahun ini. Pesawat ini mungkin akan bertugas secara reguler di militer Rusia pada tahun 2020. Drone tersebut kemudian bisa menjadi model pesawat tempur generasi baru.
Okhotnik mirip dengan pembom siluman
Okhotnik serupa dengan desain sayapnya pembom B2 Spirit dari Angkatan Udara AS. B-2 adalah pembom siluman paling modern yang dimiliki Amerika saat ini. Karena karakteristik permukaannya yang khusus, pembom siluman atau pesawat siluman hanya dapat dideteksi oleh radar musuh dalam jarak dekat dan oleh karena itu dapat mendekati sasaran musuh tanpa terdeteksi.
Militer AS sejauh ini menggunakan drone untuk menyerang sasaran darat. Karena, tidak seperti banyak pesawat militer lainnya, mereka hanya terbang dengan kecepatan subsonik, drone sejauh ini terlalu lambat dalam pertempuran udara murni sehingga sebagian besar tidak berguna.
Hal itu seharusnya berubah dengan adanya Okhotnik, menurut sumber industri senjata Rusia. Hasilnya, Okhotnik bisa menjadi prototipe jet tempur generasi keenam Rusia. Jadi bisa juga digunakan untuk pertempuran udara.
Gemuruh pertempuran Rusia dilaporkan berbobot 20 ton
Seperti biasa, militer Rusia bungkam mengenai drone barunya. Pesawat ini dikatakan berbobot 20 ton dan mencapai kecepatan dalam kisaran subsonik tinggi. Klaim-klaim ini tidak dapat diverifikasi secara independen.
LIHAT JUGA: Dugaan ‘pembom siluman’ Iran adalah lelucon belaka
Militer Rusia memiliki sejumlah drone, namun sejauh ini enggan menggunakan drone tempur. Di Suriah, misalnya, mereka masih mengandalkan jet tempur dan pembom Sukhoi yang lebih tua dan berawak, yang perawatannya lebih murah.
Alex Lockie, BI AS/ab