Youtube, Observatorium Chantra Xray NASA
- Supernova, ledakan bintang, menerangi langit malam pada bulan November 1572. Lima abad kemudian, para peneliti masih dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan.
- Sisa-sisa ledakannya sangat berbeda dengan supernova lainnya.
- Simulasi ekstensif yang dilakukan oleh tim internasional dimaksudkan untuk membantu lebih memahami supernova.
Astronom Denmark Tycho Brahe tidak dapat mempercayai matanya ketika langit malam bersinar sesaat pada bulan November 1572. Brahe mengamati dan mendokumentasikan ledakan sebuah bintang. Peristiwa tersebut kemudian mendapat namanya: Supernova Tycho.
Lima abad setelah ledakan, para peneliti masih dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan. Sementara supernova lainnya meninggalkan sisa-sisa yang seragam dan teratur, sisa-sisa supernova Tycho terlihat seperti massa yang menggumpal dan kusut, menurut gambar dari Chandra X-Ray Observatory milik NASA.
Ledakan bintang yang juga dikenal sebagai SN 1572 dan B Cassiopeiae ini diklasifikasikan sebagai Tipe Ia. Supernova ini muncul dari dinamika bintang biner. Jika katai putih menyerap terlalu banyak materi pendampingnya, reaksi berantai akan terjadi, yang mengakibatkan ledakan dahsyat. Bintang SNR-0509 (bawah), yang meledak sekitar 400 tahun yang lalu, dianggap sebagai contoh yang sangat baik dari sisa-sisa karakteristik tersebut. Sehubungan dengan supernova Tycho, peneliti masih dihadapkan pada pertanyaan: Apa bedanya?
Musim panas ini, “Jurnal Astrofisika“ sebuah studi tentang kekhasan acara tersebut.
Sebuah tim peneliti internasional mengembangkan simulasi baru: dengan bantuan printer 3D, mereka menciptakan model berbeda yang berfokus pada momen ledakan. Berdasarkan hasil penelitian mereka, kemungkinan besar gumpalan darah sudah terbentuk pada saat itu. Para peneliti berpendapat bahwa beberapa ledakan simultan terjadi sebagai kemungkinan penyebabnya.