Saat Barack Obama berkeliling Eropa, banyak orang merayakannya bak bintang rock. Hal ini terjadi ketika dia masih menjadi pimpinan Gedung Putih. Sejak awal, Obama tahu bagaimana memanfaatkan popularitas internasionalnya. Dia suka bergaul dengan orang-orang, mendiskusikan berbagai hal dengan siswa, bermain tenis meja dengan mereka atau sekadar pergi ke bar dan minum bir. Hal itulah yang terjadi di Moneygall, Irlandia, rumah bagi bir ikonik Irlandia, Guinness. Ketika Obama mengunjungi pulau itu pada Mei 2011, dia secara terbuka nongkrong di bar setempat, bercanda dan menuangkan satu pint Guinness untuk dirinya sendiri. Sebuah foto yang memperlihatkan Obama sedang bersulang sangat berkesan.
Kemunculan seperti itu tentu menjadi mimpi buruk bagi Donald Trump. Penerus Obama suka menggambarkan dirinya sebagai pendukung orang kecil di dalam negeri, namun ia waspada terhadap kerumunan besar di luar negeri. Dan dengan penuh niat. Trump tahu bahwa, tidak seperti Obama, dia sangat tidak populer di Eropa dan bisa dengan cepat mendapat masalah jika terlalu banyak berhubungan dengan penduduk setempat. Dia mengetahui hal ini selama kunjungannya baru-baru ini ke Inggris. Mengingat balon bayi Trump yang melayang di atas London pada hari Jumat dan melewati Edinburgh, Skotlandia pada hari berikutnya, dia merasa “Tidak diterima,” keluhnya.
Trump merasa tidak nyaman di Eropa
Alih-alih menghadapi puluhan ribu pengunjuk rasa di London, Trump malah bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May di istana yang jauh di luar ibu kota. Ia juga tidak mengunjungi Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham di jantung kota London, melainkan di Windsor yang berada di pinggiran kota. Tidak ada pengunjuk rasa di sana.
Trump akan punya waktu untuk bergaul dengan masyarakat selama akhir pekan. Sebaliknya, dia berada di fasilitas golf pribadinya di Turnberry, Skotlandia. Hanya tamu terpilih yang memiliki akses ke sana. Bahkan di sana, presiden AS tidak aman dari protes keras anti-Trump. Slogan dan nyanyian terdengar sampai ke lapangan golf pada hari Sabtu.
Baca juga: Skandal Trump di Jerman Meliputi Kebenaran yang Lebih Mengerikan
Perhentian Trump berikutnya kemungkinan besar akan lebih baik. Pada hari Senin, ia akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia. Orang Finlandia dianggap sebagai orang yang sopan dan pendiam. Mungkin ini adalah lingkungan yang tepat bagi seorang presiden yang suka mengutarakan pendapatnya namun tidak suka mengambil keputusan.
ab