Keputusan dalam pemilu AS hanya bergantung pada beberapa negara bagian: Di Wisconsin, Pennsylvania, Michigan, dan Georgia, tidak ada hasil penghitungan akhir.
Proyeksi dari Universitas Tufts kini menunjukkan bahwa Biden mampu memenangkan mayoritas pemilih muda di negara-negara bagian tersebut.
Kaum muda bisa memberinya suara penentu dalam perlombaan head-to-head.
Pemenang pemilu AS belum ditentukan. Namun menurut proyeksi dari Universitas swasta Tufts, yang dianggap sebagai salah satu dari 30 universitas terpenting di AS, Joe Biden memimpin kelompok pemilih di sebagian besar negara bagian: kaum muda berusia antara 18 dan 29 tahun. Hampir sepuluh juta di antaranya terwakili di antara surat suara yang diberikan sejauh ini.
Universitas swasta Tufts di Massachusetts menggunakan hasil sebelumnya untuk menghitung seberapa besar proporsi anak muda di 39 dari 50 negara bagian yang memilih Trump atau Biden.
Masalah yang Dihadapi Pemilih Muda: Perubahan Iklim, Rasisme, dan Sistem Pelayanan Kesehatan
Perubahan iklim, rasisme, dan sistem layanan kesehatan yang mudah diakses dan terjangkau adalah tiga isu terpenting yang secara khusus memengaruhi mereka yang berusia di bawah 30 tahun dalam memilih. Semua hal yang tidak atau jarang dipertimbangkan oleh Trump dalam program pemilunya. Hal ini juga tercermin dalam angka-angkanya. Generasi muda tidak hanya menyuarakan suaranya di jalan, tapi juga di tempat pemungutan suara.
Joe Biden mampu menjangkau jumlah pemilih muda terbesar sejauh ini, yaitu 78 persen, di Maryland. Berdasarkan perhitungan sebelumnya, Trump bahkan tidak mampu meyakinkan 20 persen generasi muda di sini. Distribusi suara keseluruhan di Maryland terlihat serupa: Biru menang, Biden sudah memenangkan negara bagian itu dengan 65 persen suara.
Di negara bagian yang belum menentukan pilihan (swing states), Biden mempunyai jumlah pemilih muda terbesar
Pemilih muda mungkin akan tertarik terutama di negara-negara bagian yang belum mendapatkan hasil yang jelas: di Michigan, Biden dan Trump saat ini hampir sama, yaitu sekitar 49 persen. Generasi muda dapat memberikan suara yang menentukan di sini, karena mereka menyumbang 15 persen dari total suara dan mayoritas suara adalah untuk Biden (62 persen). Bagi Trump, angkanya hanya di bawah 34 persen.
Situasi serupa terjadi di Wisconsin: kedua calon presiden saat ini hanya mendapat suara di bawah 49 persen. Sekali lagi, Biden mendapat dukungan lebih besar di kalangan perempuan dan laki-laki muda dibandingkan Trump (Biden: 61 persen, Trump 35 persen). Di sini juga, kelompok U30 memperoleh lebih dari sepersepuluh suara.
Komposisi pemilih muda serupa juga terjadi di Pennsylvania (Biden: 60 persen, Trump: 37 persen), Michigan (Biden: 62 persen, Trump: 34 persen) dan Georgia (Biden: 58 persen, Trump: 38 persen). . Di Georgia, mereka yang berusia di bawah 30 tahun merupakan lebih dari seperlima seluruh pemilih.
Hasilnya, kandidat tertua di antara kedua kandidat kini dapat membantu pemilih muda untuk menang.
Trump memimpin pemilih muda hanya di empat negara bagian
Menurut data dari Tufts University, saat ini hanya ada empat negara bagian di mana Trump mampu menjangkau lebih banyak pemilih muda: Alabama, Kansas, Kentucky, dan Tennessee, namun perbedaannya sejauh ini tidak lebih dari enam persen.
Menarik juga: Mayoritas anak muda Latin memilih Joe Biden (75 persen). Trump rupanya mampu meyakinkan generasi tua Latin pada khususnya.