Ponsel pintar sudah melekat erat dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak masalah jika orang lain tidak mendengarkan kita lagi karena dia sedang memeriksa pesan Facebook, atau jika kita dengan cepat mencari di Internet untuk sesuatu yang tidak terlintas dalam pikiran kita saat ini.
Apa yang sudah lama menjadi hal yang normal di masyarakat sebenarnya berbahaya – bagi hubungan dan kinerja kita.
“Demensia digital” adalah bagaimana psikolog Manfred Spitzer menggambarkan penurunan kinerja berpikir dan kemampuan berkonsentrasi karena meningkatnya penggunaan ponsel pintar dalam sebuah wawancara dengan “Süddeutsche Zeitung”.
Kami dengan senang hati menempatkan otak kami dalam keadaan siaga dan membiarkan ponsel cerdas menyelesaikan masalah. Kami merasa lebih mudah dan biasanya lebih masuk akal untuk mencari solusi di internet daripada menemukannya sendiri.
Meskipun ponsel pintar kita bermanfaat, perubahan kekuatan mental ini mempunyai dampak yang serius — kita lupa cara berpikir mandiri dan kemampuan kita berkonsentrasi menurun dengan cepat.
Ponsel pintar menghalangi pekerjaan yang terkonsentrasi
Penggunaan smartphone di tempat kerja sudah lama menjadi hal yang lumrah. Gangguan yang terus-menerus menyebabkan cara kerja tidak produktif yang sangat sulit dihentikan.
Dalam bukunya “Pekerjaan terkonsentrasi” Ilmuwan komputer Amerika Cal Newport menggambarkan keadaan komunikasi digital yang terus-menerus dan gangguan di tempat kerja sebagai “bisnis”. Ia menulis bahwa kita hanya dapat bekerja secara produktif ketika kita berada dalam kondisi konsentrasi yang dalam dan mengerjakan satu hal saja dalam jangka waktu yang lama.
Namun, siapa pun yang terganggu oleh pesan dan email terus-menerus di ponsel cerdasnya tidak akan pernah bisa mencapai kondisi ini. “Jika otak adalah mesin industri kreatif, jasa, dan teknologi, mengapa kita terus-terusan menginterupsinya alih-alih mendorongnya? Mengapa programmer harus menjawab email, mereka harus memprogram!”
Konsultan manajemen dan pakar efisiensi Christine Walker juga berbagi pandangan ini dalam sebuah wawancara dengan “Süddeutsche Zeitung”. Dia secara rutin menganalisis pekerjaan sehari-hari para manajer untuk dapat memberi mereka tip agar pekerjaan lebih produktif dan bebas stres. Walker berulang kali memperhatikan satu hal khusus: Pengusaha dan wanita menghabiskan lebih banyak waktu untuk duduk di konferensi dan memeriksa email mereka daripada bekerja secara efektif. Hal ini menyebabkan keadaan ketegangan dan stres yang konstan.
Lebih banyak kepuasan melalui pekerjaan tanpa gangguan
Semakin banyak perusahaan yang ingin mengatasi masalah ini. Mereka menciptakan tempat berlindung seperti kotak yang tenang di kantor mereka dimana karyawan dapat bekerja tanpa gangguan. Tanpa smartphone atau pesan dari rekan kerja, mereka dapat mengabdikan diri sepenuhnya pada pekerjaannya dan masuk ke dalam semacam “aliran” yang tidak hanya mengarah pada peningkatan produktivitas dan motivasi, tetapi juga kepuasan yang lebih besar.
Penelitian menunjukkan bahwa kita umumnya lebih puas dengan diri kita sendiri dan pekerjaan kita ketika kita mencapai banyak momen “mengalir” dengan konsentrasi yang dalam. Kita juga merasa lebih mudah untuk melihat makna pekerjaan kita ketika kita melakukannya dalam satu bagian yang koheren daripada terganggu setiap sepuluh menit.