stok foto
- Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas St. Gallen memperkirakan penjualan di pasar mobil Eropa akan anjlok 11 persen tahun ini.
- Di Jerman, penjualan bahkan akan turun hingga 14 persen.
- Pemasok mobil akan sangat terkena dampaknya, tulis penulis studi tersebut.
Pandemi corona semakin menyebar di Eropa. Hal ini juga berdampak pada perekonomian, terutama tulang punggung industri mobil.
Sebuah studi yang dilakukan oleh ICI University of St. Gallen kepada Business Insider memperkirakan penjualan mobil di Eropa Barat akan menurun tahun ini.
Penulis studi tersebut berasumsi bahwa penjualan kendaraan pada tahun ini akan berkurang 1,57 juta kendaraan dibandingkan tahun lalu. Tahun 2019 terjual 14,32 juta mobil di Eropa, tahun 2020 sebanyak 13,73 juta, turun 11 persen.
Dengan perkiraan ini, para ekonom didasarkan pada skenario optimis bahwa dalam jangka waktu tiga bulan virus ini akan “kembali tenang secara signifikan” dan “kehidupan normal” akan kembali ke Eropa. Ini mencakup seluruh 27 negara anggota UE, Inggris Raya, Swiss, Norwegia, dan Islandia.
Penurunan penjualan sebesar 14 persen di Jerman
Jerman adalah salah satu negara yang mengalami kerugian terbesar, karena penjualan mobil di sini akan anjlok sebesar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Para ekonom memperkirakan bahwa meskipun 3,6 juta kendaraan terjual di Jerman pada tahun 2019, hanya akan ada 3,1 juta mobil pada tahun ini. Satu-satunya negara yang mencatat kerugian lebih banyak dari Jerman adalah Italia. Tingkat penjualan kendaraan di sana akan turun 16,2 persen dari 1,9 juta mobil pada tahun 2019 menjadi 1,6 juta kendaraan pada tahun ini.
Pukulan keras bagi pemasok mobil
Perkembangan ini juga akan memberikan pukulan berat bagi pemasok mobil karena pesanan mereka akan menurun secara signifikan. Selain itu, perang tarif yang dilakukan pemerintahan Trump dan peralihan teknologi ke mobil listrik sudah berdampak pada mereka. Ketiga faktor tersebut secara bersamaan akan memberikan tekanan besar pada pemasok, tulis para ilmuwan.
Mereka juga berasumsi bahwa Eropa hanya akan mencapai tingkat pasar seperti pada tahun 2019 dalam sepuluh tahun, yaitu pada tahun 2030.