- Menurut psikolog Arie Kruglanski, pandemi virus corona juga berdampak kuat pada jiwa kita. Dia menjelaskan caranya dalam sebuah artikel untuk “Percakapan”.
- Di saat ketidakpastian dan ketakutan, kita menyadari bahwa kita membutuhkan orang lain dan mungkin tidak akan mampu mengatasinya sendiri.
- Nilai-nilai komunal seperti kerjasama, perhatian dan kepedulian menjadi lebih penting, sedangkan nilai-nilai individualistis seperti kekayaan dan kekuasaan tidak disukai.
Bagi kebanyakan dari kita, pandemi virus corona adalah peristiwa yang benar-benar baru dan mengubah hidup. Hal ini menghancurkan perekonomian, kehidupan kita sehari-hari, dan rencana kita. Dan hal ini mengisolasi kita dari hampir semua orang di sekitar kita.
Dalam sebuah artikel untuk media online “Percakapan” tulis psikolog Arie Kruglanski bahwa pandemi ini lambat laun akan berdampak pada jiwa kita. Hal ini akan memengaruhi cara kita berpikir, cara kita memperlakukan orang lain, dan apa yang kita hargai.
Virus ini menciptakan banyak ketidakpastian dan ketakutan. Masyarakat merasakan keinginan yang kuat akan kepastian dan informasi yang dapat diandalkan. Karena ketidakberdayaannya, banyak orang cenderung menyukai solusi yang disederhanakan. Banyak orang mulai berpikir dalam kategori hitam dan putih. Beberapa orang menyangkal betapa seriusnya situasi ini, sementara yang lain panik.
Baca juga
Rasa aman kita juga berubah. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, masyarakat memerlukan kepemimpinan yang konsisten dan transparan, pemerintahan yang tegas dan dengan jelas mendikte apa yang perlu dilakukan.
Apalagi menurut psikolog Kruglanski, kebutuhan masyarakat berubah di saat seperti ini. Mereka menginginkan lebih banyak kohesi dan persatuan. Pada saat yang sama, patriotisme dan nasionalisme juga menyebar – gagasan bahwa negara sendiri lebih unggul dan mampu menangani krisis lebih baik dibandingkan negara lain.
Virus corona juga tidak berhenti pada status, asal, atau warna kulit. Kita semua menjadi rentan – dan akibatnya kita mulai lebih menghargai hubungan sosial dengan teman dan keluarga. Kerinduan akan kehangatan dan dukungan semakin meningkat, demikian pula kesadaran bahwa kita membutuhkan orang lain dan bahwa kita tidak dapat melakukannya sendiri.
Baca juga
Hal ini juga mengubah moral seluruh masyarakat: kami lebih menghargai nilai-nilai komunitas seperti kerja sama, perhatian, dan kepedulian; Sebaliknya, nilai-nilai individualistis seperti kekayaan dan kekuasaan tidak memiliki reputasi yang baik di saat krisis seperti saat ini. Kami merayakan orang-orang yang mengabdi pada nilai-nilai komunitas, membantu orang lain, dan mengesampingkan kepentingan mereka demi kebaikan bersama.
Krisis seperti ini mengubah kita dan memunculkan sisi terbaik kita – seperti nilai-nilai kemanusiaan dan rasa kebersamaan. Pada saat yang sama, mereka juga memunculkan sifat-sifat buruk – seperti berpikiran sempit dan berpikir hitam-putih.