Para pemimpin Tiongkok telah lama dikagumi karena kemampuan mereka yang tampaknya mudah menghasilkan pertumbuhan dua digit. Namun perekonomian terbesar kedua ini kini tumbuh pada laju paling lambat dalam 25 tahun terakhir. Perdagangan luar negeri juga menurun tajam. Ini adalah lokasi konstruksi terbesar di Beijing:

Utang

Meskipun utang nasional Tiongkok dapat dikelola, khususnya utang korporasi meningkat pesat. Menurut perkiraan, kewajiban perusahaan Tiongkok meningkat dua kali lipat sejak tahun 2007. Bank-bank Tiongkok harus bersiap menghadapi meningkatnya jumlah gagal bayar pinjaman di tahun-tahun mendatang. Untuk mengurangi tingkat utang, Beijing mengajukan rencana kontroversial: Bank-bank negara harus mengampuni sebagian utang perusahaan dan menerima bagian dari utang tersebut sebagai imbalannya. Para pengkritik melihat langkah ini hanya sekedar permainan waktu: pengurangan utang hanya akan membawa manfaat jangka panjang jika perusahaan kembali memperoleh keuntungan.

Kelebihan kapasitas

Bisnis berdampak buruk bagi batu bara, baja, dan industri berat lainnya di Tiongkok. Untuk mengantisipasi berlanjutnya ledakan ekonomi Tiongkok, banyak perusahaan telah membangun lebih banyak pabrik dan mempekerjakan lebih banyak pekerja daripada yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. Beijing mengambil tindakan pencegahan: Selama beberapa tahun ke depan, kelebihan kapasitas industri baja akan berkurang sebesar 150 juta ton dan industri batu bara sebesar 500 ton. Jutaan pekerja harus dilatih ulang atau dikirim ke masa pensiun dini.

Perdagangan luar negeri

Angka-angka terbaru yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan fakta bahwa kemerosotan perdagangan luar negeri Tiongkok terus berlanjut. Ekspor turun 10 persen pada bulan September dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan impor turun 1,9 persen. Eksportir Tiongkok sangat kecewa dengan melemahnya perekonomian global, yang menyebabkan permintaan terhadap produk-produk dari Tiongkok menurun. Beijing sedang mencoba menempatkan perekonomian pada pijakan baru: alih-alih terus menjadi “meja kerja dunia”, perusahaan-perusahaan di negara tersebut harus menjadi lebih inovatif. Selain itu, sektor jasa yang lebih kuat akan meningkatkan konsumsi dalam negeri. Reformasi ini masih memerlukan waktu.

perdagangan barang kontainer DE shutterstock_214476049
MOLPIX/Shutterstock

Pasar properti

Harga real estate di Tiongkok meningkat dengan kecepatan yang memusingkan. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, angkanya meningkat hampir 14 persen. Dan ini hanyalah rata-rata dari 100 kota terbesar di Tiongkok. Harga melambung tinggi di kota-kota besar. Permasalahannya sebenarnya tidak sepenuhnya baru. Selama lebih dari sepuluh tahun, terdapat peringatan berulang kali mengenai gelembung real estate di Tiongkok, yang tidak pernah meledak karena pemerintah selalu mengeremnya. Hal serupa terjadi lagi: Di ​​Beijing, pembeli rumah pertama kali kini harus membawa 35 persen ekuitas, bukan 30 persen. Kota-kota lain mengambil pendekatan yang lebih drastis: Rumah yang baru dibeli tidak diperbolehkan untuk dijual kembali dengan keuntungan dalam enam bulan pertama setelah pembelian.

Kompetisi

Berdasarkan resolusi partai tahun 2013, pasar sebenarnya seharusnya menjadi penggerak perekonomian. Namun masih sedikit yang bisa dilihat. Perusahaan-perusahaan milik negara yang kuat dan proteksionisme dalam negeri menghambat reformasi. Dan situasinya juga hampir tidak membaik bagi perusahaan asing di Tiongkok. Sejauh ini mereka belum berhasil menyerukan pencabutan pembatasan investasi. Tahun ini telah terjadi investasi besar-besaran oleh perusahaan Tiongkok di Eropa dan Amerika. Namun, karena banyaknya pembatasan dan larangan, perusahaan-perusahaan Eropa tidak mungkin berinvestasi di Tiongkok dalam skala yang sama.

(dpa)

Data Hongkong