Dikontribusikan oleh Emanuele Angelidis, CEO Breed Reply, inkubator Internet of Things yang berbasis di London.
Peluang yang ditawarkan oleh Internet of Things
Internet of Things (IoT) menawarkan peluang untuk menghubungkan dunia digital dengan hal-hal yang konkrit dan nyata. Para ahli berasumsi bahwa tahun 2020 beberapa miliar perangkat akan terhubung ke internet. Kini, produsen perangkat berusaha menghadirkan produk baru ke pasar secepat mungkin agar bisa menaklukkan dunia IoT.
Produk-produk ini dapat berkembang mengikuti kebutuhan pasar dan secara dinamis beradaptasi dengan permintaan pelanggan. Perangkat keras yang terhubung ke Internet selalu tersedia, dapat diupgrade dan diperluas, menawarkan banyak peluang. Justru fitur-fitur khusus IoT inilah yang harus dimiliki Startup manfaatkan.
Tiga bahan untuk startup IoT yang sukses
Startup IoT beroperasi di lingkungan yang sangat kompleks, tidak seperti area lain yang dimasuki oleh beberapa startup. Yang terpenting, wirausahawan muda harus mampu menangani teknologi yang kompleks sambil mengembangkan layanan dan produk yang tidak hanya berpotensi menjadi terobosan, namun juga dirancang untuk disesuaikan. Untuk menemukan startup IoT yang sukses, tiga poin berikut harus dipertimbangkan:
Tim
Pasar berubah berkat IoT dan teknologi di baliknya. Oleh karena itu, penting bagi tim untuk memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan, tidak hanya dari bidang TI. Hanya tim yang memahami kebutuhan pasar dan memiliki pengetahuan kewirausahaan yang penting yang memiliki peluang bagus untuk bertahan di industri ini.
Produk
Pengusaha harus mengembangkan kemampuan menjangkau pelanggan dan mitra bisnisnya. Apalagi layanan dan produk harus beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berubah karena selalu terhubung. Oleh karena itu, startup yang baik mengenali kebutuhan pasar sejak dini dan berhasil memenuhinya.
Pasar
Pasar IoT sangat kompetitif, namun masih dalam tahap awal dan masih ada ruang untuk kreativitas. Hal ini terutama berlaku di bidang kesehatan, energi, keamanan dan produksi, yang sangat penting bagi masyarakat industri.
Startup yang beroperasi di lingkungan B2B sering kali harus menghadapi penolakan dari pelanggan dan industri. Pelanggan ini seringkali masih sangat konservatif dan merasa sulit untuk memperkenalkan teknologi baru. Untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggannya, para pendiri IoT harus fokus mengembangkan nilai baru Model bisnis mengaktifkan IoT.
Di sisi lain, para pendiri B2C harus mampu mengembangkan hubungan jangka panjang dan lebih dalam dengan pelanggannya untuk memenuhi permintaan konstan akan inovasi khas pasar konsumen.
Model bisnis yang cocok untuk IoT
Untuk meningkatkan potensi pendapatan, startup harus berusaha mencapai penciptaan nilai jangka panjang. Daripada menjual satu produk tunggal kepada pelanggan yang langsung mengakhiri hubungan pelanggan, sebaiknya ada peluang untuk menjangkau pelanggan melalui beberapa titik kontak. Investor lebih memilih startup dengan aliran pendapatan reguler dibandingkan model penjualan satu kali dan jangka pendek. Berikut adalah beberapa strategi bisnis yang harus dipertimbangkan oleh startup IoT sejak awal:
Biaya produk dan layanan premium unik
Cara mudah untuk menghasilkan keuntungan tambahan dari produk yang dijual adalah dengan menawarkan layanan tambahan yang layak dibayar. Model bisnis ini sudah digunakan di bidang perangkat yang dapat dikenakan. Misalnya saja bisa Aplikasiyang menawarkan serangkaian analisis kesehatan dan tubuh, dapat dilengkapi dengan layanan premium: pembaruan rutin, data yang lebih tepat, perbandingan kinerja dengan rekan-rekan dan opsi untuk mentransfer data.
Biaya produk dan pendapatan premi berulang
Model bisnis yang berlaku berikut ini menggunakan penjualan awal sebagai peluang untuk berlangganan bulanan. Pelanggan sudah terbiasa membayar secara rutin untuk layanan seperti penyedia telepon seluler atau layanan streaming musik. Startup IoT harus menemukan elemen nilai tambah yang dapat dikaitkan dengan biaya tambahan dan menghasilkan keuntungan tidak hanya sekali, namun secara teratur.
Tidak ada biaya produk dengan pendapatan tetap
Model ini juga dikenal sebagai subsidi dan siapa pun yang memiliki kotak TV pintar atau ponsel mengetahui hal ini. Vendor mengurangi atau menghilangkan sama sekali biaya awal perangkat keras untuk mendapatkan keuntungan dari hubungan pelanggan jangka panjang. Pendekatan ini digunakan ketika produk atau jasa yang ditawarkan sudah berada pada tahap lanjutan. Banyak startup teknologi kecil yang belum berada pada posisi yang tepat untuk segera mengadopsi model ini. Namun demikian, hal ini tidak menghentikan para pendiri untuk mempertimbangkan model ini sejak dini. Pengusaha yang ingin berkembang menjadi perusahaan barang konsumen besar perlu memahami manfaatnya bagi mereka. Lebih tepatnya: sejauh mana kerugian pada awalnya dilakukan untuk mencapai keuntungan yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
Tanpa biaya produk, tanpa biaya layanan
Pikirkan B2B2C (Bisnis-ke-Bisnis-ke-Konsumen): Dengan kombinasi ini, produk atau layanan ditawarkan kepada perusahaan yang pada gilirannya menyediakannya kepada pelanggan. Artinya, bukan konsumen akhir, melainkan perusahaan yang membayar perangkat keras atau layanan terkait. Namun, pengguna akhir masih bisa mendapatkan keuntungan darinya. Seluruh dunia terbuka ketika perusahaan-perusahaan besar juga dilibatkan.
Dalam semua model pendapatan ini, penting untuk mengupayakan loyalitas pelanggan jangka panjang sehingga pengguna yang antusias bersedia melanjutkan produk atau layanan tersebut. Namun demikian, pengembang harus mempertimbangkan ekspektasi pelanggan akhir terhadap produk yang luar biasa. Jika biaya tambahan diberlakukan terlalu dini, ada risiko mengecewakan pelanggan. Keseimbangan yang tepat antara nilai yang dirasakan dan nilai potensial adalah jalan yang tepat menuju masa depan yang sukses di Internet of Things.