Sehubungan dengan krisis Corona, pusat-pusat kota di Jerman menghadapi perubahan dramatis: Asosiasi perdagangan HDE memperingatkan akan adanya penutupan 50.000 toko.
Michael Otto dari kerajaan pesanan lewat pos Hamburg Otto mempunyai ide untuk menyelamatkan pusat kota: “Visi saya tentang pusat kota Jerman adalah sebuah piazza Italia.”
Ia mengusulkan solusi berikut: Harga sewa harus dibedakan untuk pengecer menurut ukuran dan frekuensi pelanggan.
Meskipun platform online besar adalah penerima manfaat utama dari krisis Corona, pihak yang dirugikan adalah para pengecer alat tulis yang meremehkan digitalisasi dalam beberapa tahun terakhir. Di tengah masa “lockdown light” yang kedua, hal ini sangat berdampak buruk pada pusat kota Jerman: Menurut survei yang dilakukan oleh asosiasi perdagangan (HDE), 60 persen pengecer di pusat kota berada dalam tekanan eksistensial yang serius. Menurut HDE, sekitar 50.000 toko mungkin tutup.
Pada Kongres Ritel Jerman 2020, perwakilan ritel terkenal pada hari Rabu dan Kamis membahas bagaimana pusat kota di Jerman dapat diselamatkan dari kekosongan.
Michael Otto, ayah perusahaan dan miliarder di balik perusahaan pesanan lewat pos Hamburg “Otto”, juga memiliki visi untuk pusat kota:
“Visi saya tentang pusat kota Jerman adalah piazza Italia,” kata Otto. Ia melihat pusat kota di masa depan sebagai tempat pertemuan dimana orang-orang dari segala usia dapat berkumpul, berbicara, makan, minum dan bermain. Untuk mencapai hal ini, perlu diciptakan lebih banyak pilihan perumahan di lokasi pusat kota, namun transportasi umum juga perlu diperluas.
Selain itu, perbaikan struktural di pusat kota juga diperlukan. “Saya memikirkan perpaduan baru yang menarik antara produsen kecil, bisnis kerajinan, perpaduan kehidupan dan pekerjaan lintas generasi, lebih banyak hiburan dan budaya, lebih banyak restoran, kafe, dan bar,” kata Otto.
Idenya: Pedagang harus membayar sewa yang berbeda
Otto juga mengetahui bagaimana hal ini dapat dicapai: Untuk memastikan keragaman yang diperlukan dalam lanskap ritel, diferensiasi persewaan diperlukan. Pengecer khusus kecil khususnya tidak dapat membayar sewa yang tinggi di lokasi pusat kota seperti yang dapat dilakukan oleh jaringan besar.
Harga sewa di pusat perbelanjaan seringkali dibedakan, kata Otto. Pedagang grosir di sana membayar sewa yang lebih rendah karena mereka mendatangkan pelanggan ke pusat-pusat tersebut, sementara jaringan tekstil atau perhiasan membayar sewa yang lebih tinggi karena mereka mendapat manfaat dari masuknya supermarket. Menurut Otto, ini adalah cara yang terbukti untuk menjaga keberagaman di pusat kota, namun semua orang yang terlibat harus duduk bersama: perencana kota, pengecer, arsitek, pemilik properti, politisi, dan pengecer online harus bekerja sama dan membentuk proses transformasi bersama.
Singkatnya: Menurut Otto, pusat kota harus menjadi lebih ramah keluarga, meningkatkan kondisi hidup dan kerja, melayani kebutuhan tua dan muda secara seimbang, menggabungkan budaya dan petualangan belanja dengan lebih erat dan menjadikan penawaran regional kembali menjadi fokus. Ini adalah satu-satunya cara pengusaha keluarga melihat perspektif jangka panjang untuk ritel alat tulis.