Meskipun hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara, serta antara Korea Utara dan Amerika Serikat, sekutu penting Korea Selatan, akhir-akhir ini agak mereda, masih ada kekhawatiran bahwa rezim pemimpin Korea Utara Kim Jong-oen menganggap pertandingan tersebut sebagai sebuah hal yang tidak diinginkan. kendaraan Untuk menyusup ke teroris atau melancarkan serangan roket.
Seperti saluran berita Amerika CNBC Dilaporkan, kehadiran keamanan pada pertandingan di Korea Selatan sangat besar: 60.000 petugas keamanan di lokasi dikatakan memiliki spesialisasi dalam kontra-terorisme dan wilayah udara akan diamankan dengan drone.
Mencegat drone dan sistem radar
Penggunaan drone antara lain dapat melumpuhkan drone lain yang tergolong ancaman dengan menggunakan jaringan intersepsi. Selain itu, sistem radar akan digunakan untuk mendeteksi benda terbang yang mencurigakan pada waktunya, serta pengacau sinyal senjata yang dapat mempengaruhi jalur penerbangan benda yang menyerang.
LIHAT JUGA: Atlet Korea Utara mungkin tidak menerima ponsel Samsung di Olimpiade Musim Dingin
Pihak berwenang Korea Selatan telah bekerja sama dengan Amerika Serikat selama hampir dua tahun mengenai sistem keamanan untuk Olimpiade Musim Dingin, yang dimulai Jumat ini. Tujuannya adalah untuk melindungi sekitar 3.000 atlet dari 92 negara peserta beserta delegasi nasionalnya, serta ribuan sukarelawan dan hingga 100.000 penonton setiap hari.
“Pemerintah Korea Selatan mempunyai perlengkapan dan persiapan yang sangat baik untuk Olimpiade ini,” kata juru bicara militer AS kepada CNBC. Namun, jika mereka meminta bantuan kami, kami siap membantu dengan cara apa pun yang memungkinkan.
Peringatan serangan dunia maya oleh Korea Utara dan Rusia
Ada juga peringatan tentang serangan dunia maya yang dilakukan peretas Korea Utara. Baru-baru ini, rezim tersebut telah membuktikan dirinya mampu melakukan serangan siber dengan mencuri mata uang virtual seperti Bitcoin. AS juga menyalahkan rezim di Pyongyang atas penggunaan virus komputer seperti serangan WannaCry.
Namun bukan hanya Korea Utara yang dipandang sebagai ancaman potensial terhadap Olimpiade tersebut. “Pengalaman menunjukkan bahwa Anda juga harus mewaspadai Rusia,” kata seorang pakar di perusahaan keamanan AS, Stratfor, kepada CNBC.
Pada bulan Desember, Komite Olimpiade Internasional (IOC) melarang Rusia ikut serta dalam Olimpiade 2018 karena skandal doping yang diatur negara pada Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014. Peretas yang didukung Rusia sebelumnya telah menargetkan IOC, Badan Anti-Doping, dan organisasi olahraga Amerika dan Eropa.
mg