Janda Aldi Babette Albrecht
Rolf Vennenbernd/dpa/Getty

Sebuah tuntutan pidana telah memicu penyelidikan oleh kantor kejaksaan negara terhadap anggota keluarga Aldi, yang merupakan salah satu keluarga terkaya di negara tersebut.

Menurut penelitian Business Insider, ada anggota keluarga Albrecht di balik pengaduan pidana tersebut. Pewaris Aldi itu menuding adik-adiknya melakukan perselingkuhan bernilai jutaan.

Dari sekian banyak orang, keluarga yang selama puluhan tahun begitu tertutup itu kini mengutarakan perselisihannya di depan umum.

Pada bulan Agustus, kantor kejaksaan Kiel menerima tuntutan pidana. Ini ditujukan kepada tiga anggota keluarga Aldi dan pengacaranya. Para terdakwa diyakini telah membayar atau menyumbang jutaan dolar secara ilegal. Yakni dari laporan Jacobus Foundation di Schleswig-Holstein. Pemilik Aldi Nord ini menanamkan aset miliaran dolarnya ke tiga yayasan bernama Markus, Lukas, dan Jakobus.

Investigasi sudah cukup eksplosif. Bagaimanapun, keluarga Albrecht adalah salah satu keluarga terkaya di Jerman, yang kelompok diskonnya diketahui semua orang. Namun dibalik nomor berkas di kejaksaan Kiel ada hal lain, sebuah drama keluarga yang nyata. Berdasarkan penelitian Business Insider, pengaduan pidana tersebut berasal dari keluarganya sendiri. Pewaris Aldi dikabarkan putus dengan saudara perempuannya dan menuduh mereka berselingkuh. Tampaknya, dengan bantuan pengacaranya, mereka kembali merogoh kocek Yayasan Jakobus pada musim dingin lalu, meski mereka tahu hal itu tidak diperbolehkan secara hukum. Bunda Babette juga menerima jutaan dengan cara ini. Pengacara keluarga mengatakan dia tidak akan mengomentari tuduhan tersebut.

Dari sekian banyak orang, keluarga Albrecht, yang selama berpuluh-puluh tahun menganggap kebijaksanaan dan kerahasiaan merupakan prioritas utama mereka, kini melakukan tindakan kotor mereka di depan umum. Apa yang ada di baliknya? Dan bagaimana hal ini bisa terjadi?

Cerita dimulai dengan sebuah toko sudut di Essen. Saudara Theo dan Karl sedang membangun kerajaan harga diskon toko demi toko dari bisnis orang tua mereka. Aldi adalah salah satu kisah sukses besar di era keajaiban ekonomi. Pada tahun 1961, saudara-saudara memutuskan untuk membagi kerajaan mereka. Karl mengambil alih Aldi Süd, Theo mengelola Aldi Nord. Grup ini sekarang memiliki toko di sekitar 20 negara dan mempekerjakan lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia.

Kembali ke Theo Albrecht: Ia menikah dengan Cäcelie, yang dipanggil “Cilly”. Pasangan ini memiliki dua putra: Theo junior dan Berthold. Theo junior masih bertanggung jawab di Aldi Nord hingga saat ini. Saudaranya Berthold meninggal pada tahun 2012 pada usia 58 tahun, tak lama setelah kematian ayahnya dan patriark Theo senior.

Perselisihan warisan dimulai setelah kematian Berthold, meninggalkan empat putri dan putra Nicolay. Si kembar empat lahir pada tahun 1990, putri lainnya pada tahun 1992. Janda Babette dan anak-anaknya tidak menerima wasiat Berthold dan menggugatnya di pengadilan – bertentangan dengan keinginan Theo junior. Inti perselisihannya adalah mengenai pengaruh ahli waris di yayasan Jacobus. Berthold memutuskan bahwa tidak boleh ada mayoritas anggota keluarga di dewan yayasan. Dewan memutuskan investasi penting di perusahaan, tetapi juga distribusi kepada ahli waris.

Selama bertahun-tahun, ahli waris Berthold telah membayar sejumlah tiga digit juta. Pembayaran 25 juta euro pertama pada tahun 2014 diduga dilakukan secara diam-diam dan sengaja tanpa memberi tahu Theo junior, sebagaimana tercantum dalam catatan arsip internal tertanggal 10 Desember 2014. Wakil pengurus yayasan tersebut rupanya dilarang oleh pengacara Babette dan Kie untuk mempekerjakan Theo Albrecht Jr. untuk menginformasikan mengenai hal ini.

Segala upaya mediasi antara Theo Albrecht dan ahli waris gagal. Kasus ini berakhir di pengadilan. Tahun lalu, anak-anak Berthold kalah dalam sengketa hukum yang berlangsung selama bertahun-tahun di Pengadilan Administratif Federal. Penggugat bukanlah Theo Albrecht, melainkan otoritas pengawas yayasan yang bertanggung jawab di Schleswig. Setelah keputusan Pengadilan Administratif Federal, pihak berwenang meminta ahli waris Aldi untuk mengisi dewan direksi yayasan sesuai dengan anggaran dasar dan konsekuensi yang mengancam. Namun hingga saat ini, anak-anak tersebut tampaknya belum melaksanakan perubahan yang digariskan pengadilan, dan masih belum ada kesepakatan mengenai susunan pengurus yayasan. Hal ini rupanya juga menjadi latar belakang munculnya tuntutan pidana saat ini.

Ahli waris Aldi yang mengajukan pengaduan mendapat manfaat dari pembagian tersebut selama bertahun-tahun. Pada awal usia 20-an, dia sudah menjadi jutawan beberapa kali lipat. Namun rupanya dia kini telah berselisih dengan ibu dan saudara perempuannya. Setahun yang lalu, pada bulan September 2019, sebuah kejadian aneh terjadi: dia membunyikan bel pintu rumah ibunya Babette di Essen-Bredeney, ditemani oleh dua pria. Polisi kemudian diberitahu dan anak itu pergi lagi. Kini dia telah mengajukan tuntutan pidana terhadap saudara perempuannya ke kantor kejaksaan negara dengan tuduhan serius.

Perselisihan di antara keluarga terkaya di Tanah Air ini memasuki babak selanjutnya.

judi bola terpercaya