Jika Anda memiliki pemandangan langit yang cerah malam ini, Anda harus memeriksanya. Pasalnya, pada malam 13 Desember ada tontonan alam yang unik: Geminid mencapai puncaknya hari ini dengan jumlah bintang jatuh hingga 120 per jam.
Nama Gemides diambil dari konstelasi Gemini, bahasa Latin untuk Gemini, tempat pusat meteor berada.
Anda tidak perlu begadang lama-lama karena tontonan dimulai begitu hari mulai gelap. “Di Jerman, kemungkinan terjadinya penampakan lebih dari 50 persen,” kata ahli meteorologi Robert Hausen dari Dinas Cuaca Jerman. “Süddeutsche Zeitung”. “Selalu ada celah di awan dan hanya ada hujan yang terisolasi.”
Bintang jatuh biasanya disebabkan oleh komet. Mereka ditutupi oleh lapisan es yang mulai mencair saat mendekati Matahari. Ini melepaskan partikel yang memasuki atmosfer bumi dan kemudian terbakar.
Namun, jika menyangkut Geminid, para ilmuwan tidak setuju bahwa komet sebenarnya adalah asal usul mereka. Sejauh ini hanya ada teori yang berbeda. Salah satunya mengatakan bahwa Geminid terbentuk dari tumbukan di luar angkasa. Potongan-potongan puing tampaknya terlepas dan kini terbakar.
Teori kedua: Pada tahun 1983, NASA menemukan benda angkasa yang disebut “3200 Phaethon”. Ia mengorbit matahari dalam orbit yang kira-kira sama dengan Geminid. Para peneliti kini berspekulasi apakah benda langit tersebut merupakan komet berbatu yang kehilangan bongkahannya karena kedekatannya dengan Matahari. Meskipun terdapat bukti yang mendukung teori ini, namun saat ini belum ada bukti pasti bahwa teori tersebut benar adanya. Hingga hari ini, malam bintang jatuh di bulan Desember masih menjadi misteri.
Di sini Anda dapat menyaksikan teori tentang Phaethon dalam video dari NASA: