Situasi ini mengingatkan pada Daud versus Goliat. Sebuah pulau kecil di tengah Samudera Pasifik melawan salah satu kekuatan dagang terbesar di dunia. Pulau Palau saat ini harus menghadapi pertarungan yang tidak seimbang melawan raksasa ekonomi Tiongkok.
Alasannya adalah hubungan diplomatik pulau itu dengan Taiwan. Pemerintah China nampaknya resah dengan hal ini karena menganggap Taiwan adalah wilayah China. Ketika Negara-negara seperti El Salvador atau Republik Dominika Meskipun tahun ini mereka sudah memutuskan untuk meninggalkan Taiwan dan mengikat diri secara diplomatis dengan Tiongkok, pulau kecil itu tetap teguh karena merasa lebih dekat dengan Taiwan dan juga menerima dukungan finansial dari pemerintah Taiwan. Surat kabar Inggris “The Guardian” melaporkan.
Tiongkok kemudian menggunakan tindakan yang efektif
Namun, pemerintah Tiongkok tidak menyukai keputusan ini, sehingga memutuskan untuk menggunakan senjata efektif yang akan memberikan banyak tekanan pada Palau, bisnis pariwisata yang sedang berkembang pesat. Lebih khusus lagi: Atas perintah pemerintah, perusahaan perjalanan dan agen perjalanan Tiongkok telah dilarang menjual paket tur ke Palau sejak November 2017. Pemerintah China juga telah mengumumkan denda jika peraturan baru ini dilanggar.
Senjata ekonomi baru Tiongkok khususnya merugikan pulau kecil ini: pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan terpenting, menyumbang 42,3 persen dari total produk domestik bruto Palau. Seluruh perekonomian pulau itu bergantung padanya. Yang lebih parah lagi adalah, di satu sisi, hampir separuh warga Tiongkok sebenarnya hanya melakukan perjalanan sebagai bagian dari paket liburan tersebut dan di sisi lain, pada tahun 2015, lebih dari separuh wisatawan di pulau tersebut berasal dari Tiongkok. Akibatnya, larangan pemerintah Tiongkok menyebabkan kerusakan luar biasa di seluruh pulau Palau.
Mengapa pariwisata sebagai senjata ekonomi sangat berbahaya dalam kasus Tiongkok?
Tiongkok sudah menggunakan metode yang sama terhadap Korea Selatan tahun lalu ketika pemerintahnya tidak menyetujui penggunaan sistem pertahanan rudal AS sebagai perlindungan terhadap Korea Utara. Dalam kasus Korea Selatan, penarikan wisatawan juga merupakan senjata yang efektif, karena wisatawan Tiongkok juga merupakan mayoritas di sana.
Terlebih lagi, pemerintah Tiongkok mudah mengontrol pariwisata yang berasal dari negaranya sendiri, karena hampir semua perusahaan perjalanan Tiongkok sangat bergantung pada pemerintah.
Situasinya menjadi rumit, antara lain, karena Palau tidak dapat mengambil tindakan untuk melawannya, seperti halnya dengan larangan perdagangan, karena WHO dapat mengambil tindakan yang tepat dalam hal ini. Negara-negara yang terkena dampak tidak dapat membalas dengan senjata yang sama, karena hampir tidak ada orang yang bepergian ke Tiongkok sebagai turis.