Provokasi Kim Jong-un tidak pernah berakhir. Setelah uji coba rudal terbaru dengan dua rudal balistik antarbenua, kini diketahui dari kalangan keamanan Amerika bahwa angkatan laut diktator Korea Utara telah menunjukkan aktivitas yang mewakili “tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya”.
Pada mulanya, kejadian hari Minggu lalu diungkapkan dengan sangat samar. Seperti stasiun TV CNN Dilaporkan, kegiatan tersebut menjadi perhatian besar para ahli. Yang terpenting, uji coba baru yang dilakukan oleh pemimpin Korea Utara, yang telah melakukan peluncuran rudal dingin dari kapal selam, telah membuat para ahli menyadari hal ini.
Roket ditembakkan dari kapal selam pada hari Minggu
Menurut CNN, Korea Utara menembakkan roket dari perairan pada Minggu lalu menggunakan udara bertekanan, yang mesinnya menyala tepat di luar perairan. Hal ini mencegah api mengenai kapal selam, seperti yang terjadi pada start panas.
Tes tersebut dilakukan di pangkalan angkatan laut Sinpo Naval Shipyar. Menurut pengamat, ini akan menjadi tes ketiga dalam sebulan dan yang keempat tahun ini. Uji coba tersebut dipandang sebagai indikasi bahwa Kim Jong-un mungkin sedang mempersiapkan perang dengan kapal selam.
Selalu ada provokasi baru dari Korea Utara
Pada tanggal 28 Juli, Kim Jong-un menguji rudal balistik antarbenua yang mampu mencapai New York atau Washington. Sebagai tanggapan, Presiden AS Donald Trump menerbangkan dua pesawat pembom tempur di semenanjung Korea Utara sebagai unjuk kekuatan. Dia dan Angkatan Udara AS yakin bahwa ini adalah respons terhadap provokasi Kim Jong-un.
Kediktatoran Korea Utara telah memprovokasi komunitas negara-negara Barat dengan menguji rudal balistik antarbenua Hwasong-14. Pyongyang mengatakan pihaknya terbang sejauh 998 kilometer dan mencapai ketinggian 3.724,9 kilometer dalam 47 menit. Menurut kantor berita Korea Utara KCNA, uji coba tersebut mengonfirmasi bahwa rudal balistik antarbenua dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir meskipun terjadi panas tinggi saat masuk kembali ke atmosfer.
Waspada di Angkatan Udara AS
Pernyataan ini membuat Amerika khususnya sadar dan memperhatikan. Jenderal AS Terence J. O’Shaugnessy menanggapinya dengan kata-kata tegas: “Jika diperlukan, kami siap merespons dengan serangan yang cepat, mematikan, dan dahsyat. Kapan pun kita mau dan di mana pun kita mau.” Dia tidak meragukan kemungkinan menyerang Korea Utara.
LIHAT JUGA: Jenderal AS Ancam Korea Utara dengan Kehancuran
Sikap mengancam yang berbahaya dari diktator Korea Utara dan semakin seringnya uji terbang semakin memperburuk konflik antara AS dan Korea Utara. Masih harus dilihat apakah solusi diplomatis dapat ditemukan dalam situasi ini.