Institut Penelitian Ekonomi Jerman bertanya kepada warga Jerman pada bulan Juni dan Juli apakah mereka akan menerima vaksinasi segera setelah vaksin untuk melawan Covid-19 tersedia.
70 persen responden setuju. Dan: Separuh penduduk Jerman bahkan mendukung vaksinasi wajib.
Orang-orang lanjut usia, mereka yang pernah menderita penyakit sebelumnya, dan orang-orang Jerman yang berpendidikan universitas sangat mendukung vaksinasi ini. Aktivis anti-vaksinasi sebagian besar adalah perempuan.
Pengembangan vaksin untuk melawan Covid-19 sedang berjalan lancar – sebuah topik yang mendesak mengingat peningkatan besar jumlah virus Corona di Jerman. Satu survei representatif baru dari Institut Penelitian Ekonomi Jerman (DIW) sekarang menunjukkan bagaimana masyarakat Jerman akan memerintah jika sebuah vaksin disetujui.
Survei yang dilakukan oleh Daniel Graeber, Christoph Schmidt-Petri dan Carsten Schröder pada bulan Juni dan Juli menunjukkan: 70 persen akan divaksinasi secara sukarela – selama vaksin tersebut tidak menimbulkan efek samping yang signifikan.
Separuh warga Jerman bahkan mendukung vaksinasi wajib. Menurut survei tersebut, argumen terkuat yang mendukung vaksinasi wajib adalah bahwa tanpa vaksinasi wajib, tidak banyak orang yang akan divaksinasi dan bahaya virus ini akan dianggap remeh.
Di sisi lain, para penentang vaksinasi mengatakan bahwa virus ini dilebih-lebihkan dan bahwa sesama manusia sudah cukup divaksinasi sehingga tidak ada persyaratan yang diperlukan.
Siapa yang mendukung dan menentang vaksinasi wajib
Dalam survei tersebut, perempuan secara khusus menentang vaksinasi wajib: 60 persen perempuan merupakan kelompok yang menentang vaksinasi. Selain itu, responden yang menentang vaksinasi memiliki lebih sedikit penyakit berisiko tinggi dibandingkan responden yang mendukung wajib vaksinasi. Orang-orang lanjut usia khususnya mendukung tugas ini. Masyarakat yang berpendidikan tinggi juga lebih mungkin untuk menerima vaksinasi secara sukarela.
Hal yang juga terlihat dalam evaluasi tersebut adalah semakin tinggi risiko virus yang dinilai, semakin besar keinginan untuk menerima vaksinasi. Ternyata sekitar 50 persen dari mereka yang menentang vaksinasi percaya bahwa bahaya virus ini terlalu dibesar-besarkan oleh kebanyakan orang. Sebaliknya, lebih dari 80 persen pendukung vaksinasi meyakini hal sebaliknya.
“Agar masyarakat dapat membuat penilaian yang tepat, ilmu pengetahuan dan media harus menggambarkan risiko nyata dari virus ini setepat mungkin dan membuat temuan ilmiah dapat diakses oleh masyarakat,” kata penelitian tersebut.
Dua perusahaan Jerman saat ini sedang mengerjakan vaksin untuk melawan virus ini: Biontech dari Mainz dan Curevac dari Tübingen.