Organisasi hak asasi manusia dan organisasi non-pemerintah lainnya yang kritis terhadap pemerintah melontarkan tuduhan serius terhadap otoritas keamanan Turki. Pihak berwenang di bawah pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan dilaporkan telah menculik setidaknya 31 orang di luar negeri sejak tahun 2016 dan membawa mereka kembali ke Turki untuk diadili.
Selain itu, penyiksaan terus berlanjut di penjara-penjara Turki dan setidaknya 23 “kematian mencurigakan” ditahan pada tahun lalu saja. Inilah yang dia laporkan “Dunia” dan mengacu pada berbagai laporan yang dikirim oleh organisasi non-pemerintah ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Menteri Luar Negeri Erdogan menyebut repatriasi sebagai “pengkhianat”
Kritikus terhadap pemerintahan Erdogan, termasuk pendukung gerakan pro-Kurdi dan anggota gerakan keagamaan pengkhotbah Fethullah Gulen, telah diculik. Mereka sudah pernah berkunjung ke negara-negara seperti Malaysia, Pakistan, Kosovo, Moldova, Azerbaijan, Ukraina, Gabon dan Myanmar. Upaya penculikan di Mongolia digagalkan oleh polisi setempat pada Juli 2018.
Negara-negara anggota UE tidak muncul dalam daftar “dunia”. Namun, surat kabar tersebut menyebutkan kelompok yang bermarkas di Zurich itu dekat dengan Gulen Yayasan Pendidikan, Pelatihan dan Integrasi (SERA)yang percaya bahwa Swiss bukanlah negara yang aman bagi anggota gerakan Gulen.
Tuduhan tersebut tidak sepenuhnya mengejutkan. Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu mengklaim pada pertengahan tahun 2018 bahwa otoritas keamanan Turki bahkan telah memulangkan lebih dari 100 orang yang diduga anggota gerakan Gulen yang tinggal di luar negeri ke Turki. “Kami telah memantau para pengkhianat ini selama lebih dari dua tahun dan telah membawa tokoh-tokoh utama (gerakan) tersebut kembali ke negara kami,” katanya kepada penyiar Turki CNN Türk.
Baca juga: Takut pada Jumlah Besar: Drama Pengungsi Baru Ancam Turki – dan Sekali Lagi Eropa Terlihat Tak Berdaya
Pemerintah Turki mengklaim gerakan Gulen berada di balik upaya kudeta yang gagal pada bulan Juli 2016. Sejak itu, pemerintah telah mengambil tindakan besar-besaran terhadap anggota asli dan tersangka gerakan tersebut.
ab/la