Selama berbulan-bulan tidak ada informasi baru mengenai rencana Brexit. Para anggota parlemen Inggris kini menuntut Theresa May untuk membuat rencana konkrit bagi Inggris untuk meninggalkan UE, namun tidak ingin melepaskan akses ke pasar tunggal Eropa.
Perdana Menteri di bawah tekanan waktu
Perdana Menteri berada di bawah tekanan besar di Parlemen Inggris. Rencana konkret untuk Brexit diperkirakan akan disampaikan kepada UE pada pertengahan Februari, karena negosiasi keluarnya Uni Eropa dengan Brussels akan dimulai hampir sebulan kemudian. Para anggota parlemen dari kubu yang berbeda menuntut agar diambil “posisi yang jelas mengenai keanggotaan di pasar tunggal Eropa dan serikat pabean”.
Selain itu, negosiasi keluar yang memakan waktu dua tahun harus dilakukan melalui pemungutan suara. Yang terpenting, tujuan pemerintah tidak jelas bagi banyak anggota parlemen. Ini bukan soal rincian negosiasi, melainkan soal strategi yang ingin diikuti May. Salah satu opsinya adalah masa transisi yang direkomendasikan oleh komite parlemen mengenai perdagangan bebas dengan UE hingga kesepakatan perdagangan penuh disepakati.
Akses jasa keuangan Inggris ke pasar tunggal Eropa juga penting bagi komite.
Pidato utama dengan solusi yang diharapkan
Selasa depan, May akan memberikan pidato utama tentang meninggalkan UE. Apakah mereka akan dan dapat memberikan rencana konkrit untuk Brexit masih menjadi pertanyaan terbuka untuk saat ini. Yang pasti adalah dia ingin memberi tahu Brussel tentang rencana keluarnya Inggris dari UE pada akhir Maret, karena hanya dengan cara itulah negosiasi mengenai proses ini dapat dimulai.
Pengadilan tertinggi Inggris juga akan memutuskan bulan ini apakah May memerlukan persetujuan parlemen untuk secara resmi mengumumkan Brexit di Brussels.
Sebuah “Brexit keras” tidak akan diterima oleh perwakilan dunia usaha, yaitu jalan keluar tanpa akses bebas ke pasar tunggal Eropa. Namun perwakilan UE menginginkan hal tersebut, karena meninggalkan UE hanya untuk menghindari kewajiban namun menikmati manfaat dari masyarakat tidak akan diterima.
Negosiasi diharapkan selesai pada Oktober 2018. Hasil perundingan sangat ditunggu-tunggu di seluruh dunia.