Gambar Westend61/Getty
- Soft skill tidak mudah dikenali tetapi seringkali lebih dicari daripada pengalaman profesional dalam wawancara kerja.
- Spesialis SDM Emma Brudner menanyakan pertanyaan ini kepada semua pelamar: “Pikirkan seseorang di tempat kerja yang tidak memiliki hubungan baik dengan Anda. Menurut Anda bagaimana orang ini menggambarkan Anda?”
- Pelamar menanggapi pertanyaan ini dengan tiga cara berbeda—dan jawaban mereka mengungkapkan banyak hal tentang soft skill seperti empati, kejujuran, dan kesadaran diri.
- Anda dapat menemukan lebih banyak artikel dari Business Insider di sini.
Bukan hal yang aneh jika soft skill yang kuat seperti kejujuran, empati, dan persepsi diri yang sehat menjadi kriteria yang lebih penting dalam wawancara kerja dibandingkan pengalaman profesional. Pada saat yang sama, hal ini jauh lebih sulit untuk dikenali daripada keterampilan teknis yang terlihat jelas yang dapat ditunjukkan oleh pelamar di CV mereka.
Mati Spesialis SDM Emma Brudner melapor untuk majalah bisnis “Inc.” tentang bagaimana Anda masih dapat menguji keterampilan ini dengan satu pertanyaan. Pertanyaannya adalah: “Pikirkan seseorang di tempat kerja yang tidak memiliki hubungan baik dengan Anda. Menurut Anda bagaimana orang ini menggambarkan Anda?” Setelah beberapa kali wawancara, Brudner memperhatikan bahwa pelamar menjawab pertanyaan ini dalam tiga cara berbeda.
Baca Juga: Wawancara: Ini Tips Paling Penting
- Jelas terlihat bahwa pelamar tidak pernah memikirkan bagaimana dirinya terlihat di hadapan orang lain dan kesulitan melihat dirinya dari sudut pandang yang berbeda – sebuah tanda bahwa dia tidak mampu berempati.
- Pelamar hanya mengatakan hal-hal positif tentang dirinya atau menggunakan ungkapan seperti “Saya bekerja terlalu banyak”. Seringkali ini tidak jujur atau lebih buruk lagi: pelamar memiliki persepsi diri yang buruk.
- Jawaban yang jujur dan cepat menunjukkan bahwa pelamar tidak memiliki masalah dalam melihat dirinya dari sudut pandang yang berbeda. Tampaknya dia proaktif dalam meminta masukan. Hal ini menunjukkan bahwa ia mampu berempati dan memiliki persepsi diri yang sehat.
Brudner bersumpah atas keefektifan pertanyaan ini. Akan lebih efektif lagi jika manajer SDM menciptakan situasi percakapan santai dengan mengucapkan kalimat seperti “Kita semua mengenal seseorang yang tidak bekerja dengan baik dengan kita” yang menghilangkan kegugupan pelamar. Ia juga dapat menanyakan apakah ia sedang memikirkan seseorang secara khusus sehingga ia tidak menjawab secara hipotetis, melainkan menghubungkannya dengan situasi nyata. Terakhir, waktu yang singkat harus diberikan untuk memikirkannya, karena hanya sedikit pelamar yang mengharapkan pertanyaan ini dalam wawancara.