Ketika diumumkan beberapa bulan yang lalu bahwa Microsoft telah menandatangani kontrak senilai $479 juta dengan militer AS, tidak ada yang bisa membayangkan bagaimana kacamata realitas campuran Microsoft yang disebut Hololens akan bergabung dengan angkatan bersenjata di masa depan. Sekarang saluran berita Amerika bisa CNBC dapatkan kesan pertama tentang senjata masa depan.
Militer AS mengubah Hololens 2
Seperti dilansir CNBC, model Army adalah versi modifikasi dari headset komersial Microsoft Hololens 2. Angkatan Darat AS menolak untuk mengungkapkan berapa biaya model modifikasi tersebut bagi tentara. Harga untuk model komersial adalah $3.500.
Model militer Hololens 2 disebut “IVAS”, yang merupakan singkatan dari Integrated Visual Augmentation System. Ini tentang satu perluasan persepsi realitas dengan bantuan komputer. Objek digital, seperti peta, dapat melengkapi persepsi visual dunia nyata dengan menggunakan sistem tersebut.
Desain kacamatanya juga sangat mirip dengan model Hololens 2. CNBC menggambarkan fitur kacamata ini “lebih baik daripada pengalaman augmented reality lainnya”. Prototipe kacamata ini dilengkapi dengan tampilan head-up yang menunjukkan arah kompas secara tepat dan posisinya dalam kaitannya dengan sesama pasukan di atas bidang pandang orang yang memakainya. Selain itu, arah tembakan ditampilkan dalam bentuk crosshair, seperti di video game. Berkat kamera pencitraan termal FLIR, yang dipasang setinggi dahi pemakainya, headset ini juga dapat digunakan sebagai kacamata termal dan penglihatan malam di militer AS.
Karyawan Microsoft mengungkapkan keprihatinannya
Namun, kacamata tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk digunakan di zona pertempuran. Militer AS mengatakan kepada CNBC, “Kami juga dapat mengumpulkan data tentang prajurit tersebut selama pelatihan untuk meningkatkan keselamatan penembakannya.” Meskipun militer AS pada awalnya hanya meminta beberapa ribu headset, minat terhadap teknologi tersebut kini tampaknya semakin meningkat. Ribuan tentara diperkirakan akan menerima kacamata tersebut pada tahun 2022. Teknologi ini harus beroperasi pada tahun 2028.
Beberapa karyawan Microsoft telah menyatakan keprihatinannya mengenai kontrak dengan militer AS. Meski kesepakatan tersebut menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan, namun pertanyaan etika juga muncul dari kerja sama ini. Tahun lalu, Google mengakhiri kemitraannya dengan pemerintah AS dalam proyek Maven karena karyawan perusahaan menentang penggunaan teknologi kecerdasan buatan perusahaan untuk keperluan militer.