- Digitalisasi secara bertahap mempengaruhi institusi dan sistem pemerintahan. Perkembangan ini menimbulkan risiko khusus bagi kelompok masyarakat miskin.
- Portal berita Inggris “Guardian” mengutip laporan Pelapor Khusus PBB tentang kemiskinan ekstrem dan hak asasi manusia, Philipp Alston.
- Alston sangat kritis terhadap transformasi digital sistem sosial yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada modal.
- Anda dapat menemukan lebih banyak artikel dari Business Insider di sini.
Pelapor khusus PBB Philipp Alston akan menghadapkan Majelis Umum di New York pada hari Jumat ini dengan bahaya digitalisasi sistem sosial, seperti misalnya. “Wali” dilaporkan. Dalam laporannya yang sudah tersedia, pihak Australia menyatakan bahwa ada perubahan yang terlihat dalam hubungan antara negara bagian dan kelompok masyarakat termiskin.
Dengan munculnya “negara kesejahteraan digital”, masyarakat miskin khususnya akan dirugikan. Menurut Alston, seringkali mereka tidak bisa mengakses layanan baru melalui perangkat teknis. Ide awal desain ulang benar-benar terlewatkan dan komponen penting manusia ditinggalkan. Menurut Guardian, satu dari lima warga Inggris, misalnya, tidak memiliki akses yang memadai.
Negara bergantung pada pengetahuan perusahaan-perusahaan besar
Bagi Alston, yang juga menjadi masalah adalah negara sering mengandalkan keahlian teknis perusahaan besar seperti IBM ketika melakukan restrukturisasi. Sebagai imbalannya, mereka memberikan akses terhadap data pribadi warga negara. Alston menggambarkan proses ini sebagai serangan tak terkendali ke dalam “zona bebas hak asasi manusia”. Dalam banyak kasus, kerja sama ini terjadi terlalu dini. Percakapan politik hilang. Dengan penggunaan uang negara, perkembangan teknologi juga terjadi dengan mengorbankan kelompok masyarakat miskin.
The Guardian menyoroti beberapa contoh dari laporan Alston yang menunjukkan kerja sama di bidang kesejahteraan. Jerman, Kanada, Amerika Serikat dan Selandia Baru bekerja sama dengan IBM, dan di Australia negara bagian tersebut meminta bantuan visa.
Kerja sama yang tidak jelas membuat sulitnya membangun akuntabilitas
Sebagaimana ditunjukkan dalam laporan PBB, kerja sama yang tidak jelas membuat sulitnya membangun akuntabilitas bagi perusahaan. Pelapor khusus prihatin: “Beberapa manajer yang berpengaruh menggantikan pemerintah dan legislator untuk memutuskan arah mana yang diambil masyarakat dan nilai-nilai apa yang memandu perkembangan ini.” Itu sebabnya Alston menyerukan peraturan hukum yang membuat Silicon Valley lebih akuntabel.
Meskipun laporan PBB, menurut Guardian, sudah jelas mengenai bahaya yang dijelaskan, efek samping positif juga dibahas. Di mata Alston, masih ada peluang pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup kelompok kurang mampu. Pelapor khusus PBB menggambarkan tujuan ini sebagai “revolusi nyata dalam sistem sosial”.