Thae Yong-Ho
Menggambar Gambar Angerer/Getty

Setelah mantan pejabat pemerintah Korea Utara Ri Jong-ho, pembelot lain dari Korea Utara kini menyatakan keraguannya terhadap stabilitas pemerintahan di Pyongyang. Tak lama setelah pelariannya, pembelot Thae Yong-ho mengatakan di Korea Selatan: “Korea Utara sudah berada dalam situasi yang sulit. Struktur tradisional sistem Korea Utara sedang runtuh.”

Thae adalah wakil duta besar Korea Utara di London hingga tahun lalu, ketika ia dan keluarganya pindah ke Korea Selatan pada Agustus 2016.

Dia melaporkan kepada Kongres AS bahwa semakin banyak pasar bebas yang menyebar di Korea Utara yang terisolasi, dimana semakin banyak warga Korea Utara yang menjual film impor ilegal dari Korea Selatan. Hal ini akan membuat masyarakat sadar akan realitas kondisi kehidupan mereka dan propaganda negara akan semakin dikesampingkan, lapor Thae.

Pemberontakan terhadap pemerintah Korea Utara semakin mungkin terjadi

Perubahan ini membuat pemberontakan terhadap Kim Jong-un dan pemerintahannya semakin mungkin terjadi. Pada saat yang sama, ia memperingatkan AS terhadap konflik militer dengan Korea Utara. Sebelum serangan militer terjadi, semua solusi diplomatik harus diuji terlebih dahulu. Dia mendesak anggota Kongres untuk bertemu dengan Kim Jong-un untuk memahami pemikirannya sebelum menggunakan kekuatan bersenjata.

Namun, Thae yakin bahwa serangan nuklir pertama dari pihak Korea Utara tidak mungkin terjadi. Dalam wawancara dengan ZDF “Auslandsjournal” katanya Beberapa bulan yang lalu, Kim Jong-un bersikap bodoh karena mengetahui betul bahwa banyak hal yang dipertaruhkan. Dia tahu bahwa jika dia ragu-ragu sekali pun, itu akan menjadi akhir hidupnya dan dinasti Kim. Oleh karena itu, tombol nuklir bukanlah pilihan bagi Kim Jong-un. “Itu akan menjadi tombol antara hidup dan mati,” kata Thae.

Pembangkangan sipil sudah terjadi

Dalam wawancara tersebut, Thae melaporkan pembangkangan sipil yang sudah terjadi di Korea Utara. Masyarakat Korea Utara sangat tidak puas dengan sistem dan masyarakatnya, namun karena teror dimana-mana, mereka bertindak seolah-olah mereka setia. Masyarakat tidak peduli jika polisi mendatangi pasar ilegal: “Bahkan jika polisi ingin mengusir mereka, masyarakat menolak karena jika mereka tidak menjual apa pun, mereka tidak dapat memberi makan anak-anak mereka. Perilaku seperti itu tidak terpikirkan beberapa tahun yang lalu.”

Data SDY