Menteri Brexit Inggris David Davis, yang bertanggung jawab atas keluarnya Inggris dari UE, membuat pengumuman mengejutkan pada Senin malam. Arah politik saat ini mendorong negara tersebut ke dalam “posisi negosiasi yang lemah” yang mungkin tidak dapat lagi diambil oleh pemerintah di London, Davis membenarkan langkah tersebut dalam suratnya kepada Perdana Menteri Theresa May.
Davis, seorang pendukung hard Brexit, telah menjabat selama dua tahun dan ditugaskan untuk mengatur keluarnya Inggris dari Uni Eropa untuk pemerintahan. Menurut sumber pemerintah, Menteri Luar Negeri Brexit Steve Baker juga telah mengundurkan diri. Menurut media Inggris, Suella Braverman, Menteri Luar Negeri Brexit, juga telah mengundurkan diri.
Bagi May, pengunduran diri Davis merupakan pukulan besar. Perpecahan mendalam mengenai Brexit baru-baru ini mulai terlihat di pemerintahan Inggris. Ketidaksepakatan ini juga membuat perundingan keluar dari Uni Eropa terhenti. Inggris akan meninggalkan UE dalam sembilan bulan. Waktu untuk mencapai kesepakatan hampir habis, karena kesepakatan mengenai hubungan masa depan antara UE dan Inggris harus diratifikasi oleh semua negara UE.
“Soft Brexit”: May menghadapi House of Commons
Selama akhir pekan, May dilaporkan kesulitan untuk membuat kabinet menyetujui rencana Brexit-nya. Menurut laporan di Sunday Times, tujuh dari 27 menteri yang hadir pada rapat kabinet pada hari Jumat menentang usulan May untuk melaksanakan keluarnya dari UE sebelum menyetujuinya. Menurut BBC, Menteri Luar Negeri Boris Johnson termasuk di antara mereka. Dia menggambarkan rencana tersebut sebagai sebuah omong kosong besar yang masih perlu disempurnakan agar dapat dikomunikasikan kepada publik Inggris.
Rencana Brexit, yang digambarkan sebagai rencana yang ramah bisnis, membayangkan penciptaan zona perdagangan bebas dengan UE untuk barang-barang dan hubungan yang lebih erat dengan UE. Hal ini akan menghindari perbatasan darat dengan kontrol antara Irlandia yang merupakan anggota UE dan provinsi Irlandia Utara di Inggris. Eropa juga menginginkannya. Sektor jasa harus tetap dikecualikan. Selain itu, Inggris berhak menetapkan tarif impornya sendiri dan mengadakan perjanjian perdagangan baru dengan pihak ketiga. Di masa depan, Parlemen juga harus dapat memutuskan apakah peraturan dan regulasi Eropa dipatuhi.
May menghadapi House of Commons Inggris pada hari Senin. Di sana dia ingin mempertahankan rencananya untuk “Brexit lunak”. Hal ini dapat menyebabkan perdebatan sengit antara dirinya dan anggota parlemen Eurosceptic di partainya sendiri. George Freeman, mantan penasihat May tweetbahwa pengunduran diri Davis membuat Brexit “tanpa kesepakatan” lebih mungkin terjadi. Ini akan menjadi skenario yang mengerikan tidak hanya bagi banyak warga Inggris tetapi juga bagi UE.
ab/Reuters