Bumi dari luar angkasa
Vladi333/Shutterstock

Debu terdiri dari partikel padat dengan berbagai ukuran dan bentuk. Partikel-partikel ini dapat berasal dari organik atau anorganik dan, bergantung pada ukurannya, dapat terbawa sejauh ribuan kilometer dalam bentuk gas.

Hingga saat ini, para peneliti berasumsi bahwa mengangkut partikel dengan diameter lebih dari 20 hingga 30 mikrometer (satu mikrometer adalah sepersejuta meter) di udara dalam jarak jauh secara fisik tidak mungkin dilakukan. Dalam modelnya, peneliti iklim bahkan membatasi ukuran partikel yang mempengaruhi kondisi iklim hingga sepuluh mikrometer.

Sebagai bagian dari penyelidikan mereka, yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal Amerika “Science Advances”. Namun, para peneliti di Royal Betherlands Institute for Maritime Research (NIOZ) kini menemukan partikel debu raksasa yang terbawa hingga jarak 3.500 kilometer.

Transportasi partikel raksasa tidak dapat dijelaskan secara fisik

Sekitar 30 tahun lalu, para peneliti menemukan bahwa partikel debu dari Sahara dengan diameter kurang dari 20 mikrometer dapat terbawa dalam awan debu hingga jarak 3.000 kilometer. Rute pastinya bervariasi tergantung musim dan kondisi angin. Menurut hukum fisika saat ini, partikel yang lebih besar hanya dapat menempuh jarak yang sangat kecil.

Namun, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian NIOZ, asumsi ini salah. Dalam sampel yang diambil dari pelampung di Atlantik antara tahun 2013 dan 2016, para peneliti menemukan partikel raksasa berukuran 450 mikrometer.

“Tetapi prinsip-prinsip yang diketahui sebenarnya mencegah partikel sebesar itu untuk berpindah sejauh ini ke atmosfer, menunjukkan bahwa ada proses atmosfer yang sebelumnya tidak diketahui, atau kombinasi proses, yang membuat mereka tetap bertahan,” tulis peneliti Giles Harrison dari University of Reading. dan salah satu penulis studi tersebut.

Model iklim yang ada saat ini perlu direvisi secara mendasar

Temuan-temuan baru ini sangat penting dalam kaitannya dengan model iklim saat ini. Materi partikulat mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan awan dan dapat menggeser keseimbangan antara radiasi matahari yang masuk dan radiasi yang dipancarkan, sehingga mempengaruhi sistem iklim global. Menurut peneliti, terbentuknya siklon tropis juga dapat dipengaruhi secara tidak langsung oleh partikel raksasa tersebut.

“Bukti bahwa debu dan abu dapat diangkut sejauh ini sangatlah signifikan karena partikel-partikel ini mempengaruhi transportasi radiasi di seluruh bumi dan siklus karbon di lautan,” tulis Harris.

LIHAT JUGA: Para peneliti baru saja membuat penemuan yang mempertanyakan hukum dasar fisika

Hingga saat ini, para peneliti iklim mengabaikan partikel debu yang berukuran lebih dari sepuluh mikrometer dalam perhitungan dan model mereka. Namun karena adanya interaksi langsung antara partikel-partikel di atmosfer dan perkembangan iklim di Bumi, partikel-partikel tersebut tidak dapat lagi diabaikan di masa depan.

Angka Keluar Hk