Kita jatuh dari gedung-gedung tinggi, melihat wajah-wajah yang kita kenal dan tempat-tempat fantastis yang menyenangkan kita, membuat kita takut atau memancarkan rasa aman. Ketika kita bangun, kita biasanya mengingat kesan visual dari mimpi kita dengan sangat jelas. Namun bagaimana sebenarnya mimpi orang yang buta sejak lahir? Siapa pun yang belum pernah melihatnya tidak dapat memimpikannya. Atau itu?
Ahli saraf di Universitas Kopenhagen meneliti mimpi dari total 50 subjek. Selain 25 orang awas, sebelas orang ikut serta Belajar sebagiannya buta sejak lahir dan 14 orang yang kehilangan penglihatan semasa hidupnya. Semua peserta menyimpan buku harian mimpi selama empat minggu. Mereka pun melaporkan kepada para ilmuwan tentang kesan mereka saat tidur.
Para ilmuwan menemukan bahwa orang buta memproses kesan sensorik yang lebih beragam dalam mimpi dibandingkan orang yang dapat melihat. Mereka ingat dengan jelas melihat, mendengar, mencium dan menyentuh sesuatu saat tidur. Sebaliknya, orang non-buta kebanyakan menggambarkan apa yang mereka lihat.
Orang buta melihat dalam mimpi
Mereka yang menjadi buta di kemudian hari juga melaporkan melihat gambar saat tidur. Mereka tidak hanya “melihat” hal-hal yang mereka ketahui sebelum mereka menjadi buta, namun juga melengkapi banyak kejadian terkini dengan kesan visual saat mereka tidur. Semakin lama kebutaan berlangsung, semakin buram gambarnya.
Tapi menurut salah satu Belajar Di Fakultas Kedokteran Lisbon, penyandang tunanetra sejak lahir juga memiliki persepsi optik dalam mimpi. Para peneliti menganalisis mimpi sepuluh orang buta dan sembilan orang sehat. Beberapa peserta tes buta juga melaporkan kesan indah yang dapat mereka gambarkan dan bahkan gambarkan. Hasil ini juga membenarkan rekaman gelombang otak. Rupanya, korteks serebral yang bertanggung jawab atas kesan visual menjadi aktif selama mimpi indah ini. Mereka yang memiliki pengalaman visual saat tidur tidak hanya melaporkan bentuk tetapi juga warna. Namun, para ilmuwan berasumsi bahwa warna-warna ini memiliki sedikit kesamaan dengan spektrum warna orang yang tidak buta. Selain itu, subjek-subjek ini juga memiliki pengalaman visual yang jauh lebih sedikit dalam mimpi dibandingkan orang-orang yang dapat melihat.
Sehingga sebagian orang buta dapat melihat, walaupun hanya tinggal mimpi.