Donald Trump.
Jabin Botsford, The Washington Post melalui Getty Images

Bagaimana seharusnya Barat menghadapi penguasa yang tidak percaya pada prinsip-prinsip demokrasi dan menginjak-injak hak asasi manusia? Pertanyaan tersebut muncul, apalagi saat ini Trump menyerukan penggulingan pemimpin Venezuela Nicolás Maduro dan pada saat yang sama ingin membuat kesepakatan dengan diktator Korea Utara Kim Jong-un.

Jika politik internasional hanya soal nilai-nilai, maka segalanya akan menjadi sederhana. Negara-negara Barat dan khususnya AS, yang menganggap dirinya sebagai pemimpin dunia bebas, harus menerapkan standar yang sama pada negara-negara otoriter dan secara umum mengutuk mereka. Namun karena politik internasional juga (bahkan mungkin terutama) menyangkut kepentingan, maka hal ini menjadi lebih rumit. Siapa pun yang hanya mencari teman di mana hak asasi manusia berlaku tanpa batasan akan segera ditentang oleh separuh dunia.

Kebijakan Trump bukanlah hal baru

AS selalu berada dalam dilema ini. Tidak ada negara lain yang menyuarakan keinginannya untuk mewujudkan kebebasan dan demokrasi ke dunia dengan begitu lantang. Namun, di masa lalu, hal ini tidak menghentikan Washington untuk membuat kesepakatan dengan rezim brutal dan menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, tergantung pada kepentingannya. Dalam hal ini, kebijakan luar negeri AS saat ini di bawah Presiden Donald Trump yang “Amerika Pertama” bukanlah hal yang baru. Faktanya, Amerika membela demokrasi dan kebebasan di atas segalanya jika sejalan dengan kepentingan strategisnya. Lalu seperti saat ini.

Baca juga: Peringkat Diktator: Inilah Negara Paling Otoriter di Dunia

Namun kesenjangan antara kata-kata dan tindakan di Amerika pada era Trump tampaknya semakin lebar di mata banyak ahli, kemunafikan yang melekat Kebijakan luar negeri AS nampaknya meningkat secara signifikan.

Hal utama yang berbeda dengan Obama: 7 sumber konflik menunjukkan betapa munafiknya Amerika di bawah Trump


Yuri Cortez, Getty Images

1. Venezuela


Asahi Shimbun melalui Getty Images

2. Korea Utara


Yamil Lage, AFP, Getty Images

3. Karena


Ryad Kramdi, Getty Images

4. Arab Saudi


Sefa Karacan, Anadolu Agency, Getty Images

5. Iran


Thomson Reuters

6. Mesir


Omar Sanadiki, Reuters (arsip)

7. Suriah

Result Sydney