Recep Tayyip Erdogan telah membuat keputusannya. Ke depannya, dia tidak ingin mengendarai Tesla, Mercedes, atau Ferrari. Mobilnya konon adalah mobil asli Turki. Merek? Rahasia. Model? Rahasia. Harga? Rahasia. Yang harus dipastikan hanyalah mobil listrik, dengan tenaga 200 hingga 400 hp, menurut harian tersebut. “Kebebasan” menulis. Jadi inilah jawaban Turki terhadap hype global e-car.
Pada presentasi prototipe pada hari Jumat di dekat Istanbul, Erdogan sangat bersemangat. “Hari ini kita menyaksikan hari bersejarah bagi negara kita,” teriaknya. “Kami melihat mimpi selama 60 tahun menjadi kenyataan.”
E-car: Impian Erdogan menjadi kenyataan
Presiden sudah lama menginginkan merek mobil Turki miliknya sendiri. Bukankah setiap negara besar mempunyai hal itu? Orang Prancis punya Peugeot dan Renault, orang Amerika punya Chrysler dan Ford, orang Italia punya Fiat dan Ferrari, orang Jepang punya Toyota dan Mitsubishi. Dan orang Jerman yang pertama: Volkswagen, Mercedes, BMW. Dan Turki?
Mereka mencobanya sekali pada tahun 1960an dan gagal total. Merek sendiri “Devrim” cukup gagal. Segalanya seharusnya menjadi lebih baik sekarang. Sekarang Erdogan juga menjadi presiden.
Nama merek mobil baru akan diumumkan pada tahun 2020. Mobil listrik tersebut diperkirakan mulai diproduksi pada tahun 2022. Sebanyak lima model direncanakan. Lima perusahaan dan kelompok kepentingan perusahaan industri dan bursa saham berpartisipasi dalam proyek ini. Mereka bergabung untuk membentuk usaha patungan Togg.
Sebuah keputusan presiden yang diterbitkan dalam Lembaran Negara menyatakan mobil itu akan diproduksi di kota Bursa, Turki barat laut. Diperkirakan hingga 175.000 mobil akan diproduksi di sana setiap tahunnya. Lebih dari 4.000 lapangan kerja akan tercipta.
Oleh karena itu, volume investasinya adalah 22 miliar lira (sekitar 3.3 miliar euro). Pemerintah mendukung proyek ini secara finansial. Ada juga pembicaraan tentang jaminan pembelian 30.000 mobil listrik pada akhir tahun 2035.
Pasar mobil di Türkiye saat ini sedang sulit
Terlepas dari semua euforia, proyek baru ini jelas mengandung risiko. Industri mobil di Turki, yang merupakan rumah bagi Ford dan Fiat, mengalami kondisi yang lebih buruk akhir-akhir ini. Pada tahun 2018, pasar tunggal runtuh karena krisis mata uang. Pada tahun 2019, Volkswagen juga menunda rencana pembangunan pabrik di Manisa, Turki bagian barat, karena serangan militer Turki di Suriah utara.
Baca juga: Erdogan Sangat Provokatif: Turki Harus Siapkan Kesepakatan Senjata Baru yang Akhirnya Hentikan Trump
Akankah Togg berhasil membalikkan tren tersebut? Jika semua orang Turki bertindak seperti presidennya, maka ya. Menurut informasinya sendiri, ia bukan hanya orang pertama yang melakukan pre-order mobil listrik tersebut, tetapi juga mendapatkan salah satu prototipe berwarna merah putih yang sesuai dengan warna nasional Turki. Kesan pertamanya? Benar-benar luar biasa.
dari/dpa