Ada pihak lain yang mengatakan bahwa sanksi AS tidak dapat merugikan rezim Iran. Di sisi lain. Hal ini tidak hanya membawa krisis ekonomi yang akut ke negara Ayatollah, namun juga perdebatan yang meledak-ledak mengenai penjatahan bensin. Setelah mendapat protes dari parlemen Iran, pertemuan tersebut ditunda untuk sementara waktu. “Keputusan ini tidak dapat dilaksanakan tanpa persetujuan parlemen,” kata anggota parlemen Ali Bakhtiar, yang juga anggota Komite Energi, kepada kantor berita Tasnim pada hari Rabu. Namun langkah tersebut masih jauh dari harapan. Penjatahan bensin patut diperhatikan karena Iran sendiri adalah negara kaya minyak.
Ada antrian panjang di luar pompa bensin di Teheran pada hari Rabu karena laporan penjatahan bensin. Saksi mata menceritakan kondisi jalanan ibu kota yang terkadang kacau. Menurut media lokal, hal ini juga menjadi salah satu alasan penundaan penjatahan.
Iran terakhir kali menjatah bensin pada tahun 2007
Laporan dari Tasnim dan media lain sebelumnya menambah bahan perdebatan. Akibatnya, mulai Kamis, warga Iran hanya boleh menerima 60 liter bensin dengan harga sebelumnya 10.000 rial (0,22 euro) per bulan. Selebihnya, mereka harus membayar lebih dari dua kali lipat, yakni 25.000 rial (sekitar 0,54 euro). Angka tersebut cukup rendah, dan orang Eropa mungkin akan keberatan. Namun hal ini tentu menjadi masalah bagi warga Iran, yang berpenghasilan rata-rata sekitar 300 euro per bulan.
Bensin terakhir kali dijatah pada tahun 2007 di bawah pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Keputusan kontroversial tersebut menyebabkan protes nasional pada saat itu. Setelah kepresidenan Hassan Rouhani dimulai pada tahun 2013, penjatahan bensin secara bertahap dihapuskan. Kini Ruhani harus mengambil keputusan tidak populer yang sama.
LIHAT JUGA: Trump akan mengulangi kesalahan yang telah dilakukan selama 58 tahun – dan Eropa menyaksikannya tanpa daya
Sanksi minyak baru AS juga akan berlaku pada hari Kamis. Kemudian pengecualian tersebut akan berakhir masa berlakunya untuk delapan negara terakhir, termasuk eksportir minyak terbesar Iran seperti Tiongkok dan India. Ekspor minyak adalah sumber pendapatan utama teokrasi. Oleh karena itu, pembatasan apa pun akan semakin memperburuk krisis ekonomi di negara tersebut. Krisis lainnya juga dapat menimbulkan konsekuensi politik bagi Presiden Rouhani dan memaksanya mengundurkan diri.
dpa/ab