Tangki robot bernama “Soratnik” memiliki panjang 3,50 meter. Dengan jangkauan 400 kilometer dan kecepatan maksimum 40 kilometer per jam, penggunaan kendaraan tempur seberat tujuh ton dari perusahaan senjata Kalashnikov seharusnya tidak menjadi masalah, bahkan di medan tidak bergerak.
Youtube
Semua pengujian saat ini dilakukan melalui kendali jarak jauh, namun tidak ada perintah kebakaran yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat. Robot tempur kemudian harus dapat secara mandiri memutuskan kapan akan menembak.
Sistem internal memungkinkan target ditangkap secara otomatis. Namun robot tempur tidak hanya digunakan oleh Rusia. Tiongkok, Amerika Serikat, dan Israel juga sedang mengerjakan robot serupa dengan senjata yang disebut “senjata otonom.”
Kecerdasan buatan digunakan untuk melawan milisi
Larangan terhadap sistem persenjataan semacam itu telah dibahas sejak lama. AS dan Rusia khususnya mempunyai kepentingan untuk mengembangkan lebih lanjut dan mengerahkan sistem senjata tersebut.
Seluruh pengerahan sistem senjata tersebut belum dikonfirmasi di Moskow, namun gambar-gambar telah muncul di Twitter yang konon membuktikan bahwa sistem tersebut telah dikerahkan di Suriah.
Dengan latar belakang tersebut, ketakutan yang sudah lama diungkapkan oleh Elon Musk dan rekan-rekannya di bidang kecerdasan buatan, yaitu robot dapat mengambil keputusan secara otonom dan kemudian mengambil alih dunia, tampaknya semakin relevan dibandingkan sebelumnya.
Baca juga: Peneliti AI memperingatkan tentang senjata jenis baru yang bisa berakibat fatal bagi kita manusia
Konvensi Jenewa khususnya dapat dirusak oleh robot yang mengambil keputusan sendiri. Perang bisa menjadi lebih efisien, namun juga lebih brutal.
Video YouTube dari militer Rusia menunjukkan robot tempur sedang beraksi:
http://www.youtube.com/embed/xYNYnHEn4Xs
Lebar: 560 piksel
Tinggi: 315 piksel